Infodigital.co.id

Keterampilan AI Nilai Jadi Tambah di Dunia Kerja

Ilustrasi rekruitmen karyawan yang mulai pertimbangkan kemampuan AI. (Dok Freepik)

Jakarta, ID – Perusahaan di berbagai sektor di Indonesia makin menghargai pengetahuan dan kemampuan keterampilan calon karyawan terkait teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Hal itu merupakan sebagian kesimpulan dari laporan Jobstreet by SEEK yang bertema Hiring, Compensation, and Benefits 2025, laporan terkait rekruitmen karyawan tahun 2024 dan trennya pada 2025.

Dengan meningkatnya penggunaan AI dalam beberapa tahun terakhir, 71% perusahaan di Indonesia saat ini disebut makin mempertimbangkan pengetahuan AI kandidat saat melakukan proses rekruitmen karyawan.

Namun, mayoritas dari perusahaan juga masih melihatnya sebagai ‘nilai tambah’ pada kualifikasi utama dari kandidat, bukan sebagai persyaratan utama.

“Kemudian, prioritaskan kandidat dengan keahlian AI, mengingat 38% talenta telah mengadopsi alat ini sesuai dengan kebutuhan bisnis di era digital,” ungkap Sales Director Jobstreet by SEEK Indonesia Wisnu Dharmawan Wisnu, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (4/5/2025).

Tahun 2024 pun menegaskan makin pentingnya kecakapan AI di dunia kerja. Perusahaan umumnya menilai kemampuan AI melalui pengenalan diri kandidat (53%), pertanyaan teknis (46%), atau portofolio proyek AI (44%).

Namun, baru sebagian kecil yang menggunakan sertifikasi AI (35%) atau tugas khusus (26%). Tren ini mencerminkan kebutuhan terhadap keseimbangan antara keahlian inti dan literasi digital di era otomatisasi.

Pengetahuan AI juga disebut menjadi kritis bagi kandidat di era digital, tidak hanya mengurangi bias dalam rekruitmen, tetapi juga mendorong inovasi di tempat kerja.

Keberagaman daa Tren

Di sisi lain, Wisnu juga menyampaikan, prinsip keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (diversity, equity, and inclusion/DEI) di tempat kerja juga masih menjadi topik hangat dan makin dihargai di dunia kerja.

Di Indonesia, sebanyak 56% perusahaan telah mengimplementasikan dan mengadopsi prinsip DEI. Namun, ini juga masih menjadi tugas utama perusahaan lain dalam memastikan adanya kesempatan dan lingkungan setara bagi para pekerja.

Data menunjukkan 56% perusahaan di Indonesia telah mengadopsi inisiatif DEI, seperti kebijakan antidiskriminasi (62%) dan blind resume screening (44%).

Namun, 15% perusahaan masih enggan, dengan alasan utama kurangnya pemahaman akan manfaat DEI (35%) atau ketiadaan regulasi wajib (25%) dan pemanfaatan AI (16%) terus dikembangkan untuk memperkuat inklusivitas.

Laporan juga menunjukan bahwa 94% perusahaan di Indonesia aktif dalam melakukan rekruitmen pada 2025. Data menyebut, peningkatan terbesar pada rekruitmen karyawan paruh waktu kontraktual telah melonjak dari 17% tahun 2023 menjadi 32% pada 2024.

Melalui laporan eksklusif terbaru itu, Jobstreet pun mendorong pelaku usaha di Indonesia untuk mengoptimalkan potensi pasar tenaga kerja dengan menawarkan fleksibilitas kerja, insentif yang kompetitif, serta adopsi teknologi seperti AI dalam proses perekrutan.

“Dalam menghadapi dinamika pasar kerja 2025, perusahaan perlu bertindak proaktif dengan strategi rekrutmen yang adaptif. Manfaatkan momentum anggaran 2025 untuk merekrut talenta terbaik, baik secara penuh waktu maupun fleksibel,” saran Wisnu.

Data dalam laporan tersebut didapatkan dari survei pada September-Oktober 2024, yang melibatkan 1.273 praktisi rekrutmen & SDM di Indonesia dari berbagai industri dan ukuran perusahaan untuk menghasilkan data yang seimbang dan tidak bias. (dmm)

Komentar

Iklan