Infodigital.co.id

Indonesia Ditawari Adopsi Kurikulum AI Jepang

Nezar Patria dan Prof Yutaka Matsuo. (Dok Kemkomdigi)

Jakarta, ID Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dan Universitas Tokyo, Jepang tengah menjajaki kerja sama pengembangan kurikulum pendidikan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI).

Hal tersebut sangat dipertimbangkan Indonesia setelah Profesor Yutaka Matsuo menawarkan kerja sama pengembangan kurikulum pendidikan AI yang sangat menarik.

Universitas Tokyo menawarkan kerja sama penerapan AI sebagai solusi atas masalah sehari-hari. Selain itu, ada peluang bagi Indonesia untuk mencontoh Jepang dalam memperkuat solusi bisnis dengan teknologi AI.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan, peluang kerja sama itu akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi AI.

“Dari apa yang ditawarkan oleh Profesor Yutaka Matsuo kerja sama pengembangan kurikulum pendidikan artificial intelligence ini sangat menarik,” ujar Nezar, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (1/5/2025).

Hal itu disampaikan Wamenkomdigi dalam rapat bersama  Professor in The Department of Technology Management for Innovation at The University of Tokyo, Yutaka Matsuo di Kantor Economic Research Institute for Asean and East Asia (Eria), Jakarta Pusat.

Menurut dia, Prof Yutaka Matsuo mendorong Indonesia dengan mencontohkan apa yang dilakukan di Jepang yang sudah mendapatkan pendidikan AI.

Kemudian, masyarakat Jepang bisa membuat banyak usaha rintisan berbagis digital (startup) yang langsung bisa untuk memecahkan persoalan-persoalan sehari-hari.

Atau, ketika Masyarakat Jepang berkecimpung di dunia bisnis, bagaimana adopsi teknologi artificial intelligence bisa memperkuat solusi-solusi bisnis yang dibuat.

Namun, Nezar mengatakan bahwa pertemuan tersebut masih awal dari diskusi lebih lanjut untuk pengembangan kurikulum pendidikan AI Indonesia dengan Jepang.

Namun, ia optimistis, Prof Yutaka Matsuo cukup tertarik untuk menjalin kemitraan dengan Kementerian Komdigi (Kemkomdigi).

Sebagai ahli teknologi AI yang selama ini menjadi penasehat Pemerintah Jepang, Prof Yutaka bisa mendekatkan antara kebutuhan industri dengan pengembangan teknologi berbasis AI untuk meningkatkan kemampuan AI di kalangan masyarakat Jepang.

“Kita terbuka untuk kesempatan bekerja sama, ini baru diskusi awal. Tapi, Profesor Takamatsu dan Eria kelihatannya cukup berniat untuk bisa bekerja sama dengan Kemkomdigi,” pungkas Nezar. (bdm)

Komentar

Iklan