Awas, Paparan Negatif Digital Incar Anak dan Remaja

Jakarta, ID – Penelitian Kaspersky menyebutkan, 61% anak-anak dan remaja secara global mendapatkan perangkat pertama ketika berusia antara usia 8 dan 12 tahun, atau sangat dini. Karena itu, dampak negatifnya perlu diantisipasi orang tua dan orang dewasa, seperti digambarkan pada serial Netflix terbaru, yakni Adolescence.
Ya, paparan terhadap konten yang berbahaya, atau tidak pantas merupakan salah satu risiko daring yang paling umum bagi anak-anak, dan justru salah satu yang paling diremehkan orang tua.
“Hanya 50% orang tua yang mengatakan bahwa mereka secara teratur membahas keamanan daring dengan anak-anak, sehingga menimbulkan celah yang berbahaya,” ungkap Kaspersky, dalam laporan penelitiannya, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (12/4/2025).
Di sisi lain, hanya dalam beberapa klik, seorang anak yang menonton video yang ‘sebenarnya tidak berbahaya’ dapat langsung diperlihatkan konten kekerasan atau materi eksplisit.
Tanpa penyaringan konten, atau visibilitas terhadap apa yang ditonton anak-anak, orang tua pun mungkin tidak menyadari seberapa cepat lingkungan digital dapat membentuk pemikiran dan perilaku negatif.
Potensi Perundungan
Di sisi lain, perundungan siber (cyberbullying) merupakan salah satu ancaman digital yang paling kentara yang dihadapi oleh anak-anak dan remaja saat ini dan salah satu yang paling sulit dideteksi oleh orang tua.
Tidak seperti perundungan tradisional, perundungan siber tidak bergantung pada kehadiran fisik.
Perundungan siber terjadi melalui perangkat dan platform yang digunakan remaja setiap hari, yang berpotensi membuat pelecehan terus-menerus dan tak terhindarkan.
Dari peniruan identitas melalui akun palsu hingga penyebaran tangkapan layar, meme, atau video yang memalukan, perundungan siber dapat terkoordinasi, terus-menerus.
Hal yang memilukan, hal itu seringkali tidak diperhatikan oleh orang dewasa, terutama jika terjadi dalam obrolan pribadi, grup tertutup, atau format konten yang menghilang seperti Stories.
Ancaman Isolasi Digital
Jika pelecehan tersebut tidak terselesaikan, hal itu seringkali mendorong remaja semakin terisolasi secara digital. Tidak hanya dari teman sebaya, tetapi juga dari keluarga mereka.
Untuk mencari dukungan atau rasa memiliki, beberapa anak dan remaja akhirnya beralih ke komunitas daring anonym/tanpa identitas asli atau khusus.
Padahal, tempat terbut menjadi ruang lahirnya ide-ide yang berbahaya menjadi hal yang wajar dan kerentanan mudah dieksploitasi, seperti yang disajikan dalam serial Adolescence di Netflix.
Keterasingan dan kesepian digital telah mendorong karakter utama untuk terlibat lebih dalam dalam subkultur daring yang ‘beracun’ di forum-forum ruang digital khusus dan tertutup.
Lingkungan seperti itu pun jelas sulit dipantau oleh orang dewasa dan orang tua, terutama saat anak dan remaja secara aktif menyembunyikan aktivitas digitalnya justru untuk menghindari pengawasan. (dmm)