Bagikan:

Jakarta, ID – Akankah saham PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) akan terus dalam tren menguat hingga menjelang pecah saham (stock split) 1:4 terealisasi pada 14 Oktober 2024?

Satu hari pascapersetujuan RUPLSB stock spit tersebut yang digelar Selasa (24/9/2024), pada penutupan perdagangan Rabu (25/9/2024), saham ISAT langsung menguat Rp 100 (0,91%) ke level Rp 11.075.

Pada hari itu, saham ISAT ditransaksikan 2.578 kali, volume perdagangan 2.408.600 saham, nilai transaksi Rp 24.464.072.500, harga pembukaan saham Rp 11.050, terendah Rp 10.850, dan sempat di posisi harga tertinggi Rp 11.125 per saham.

Para pemerhati pasar saham pun sepakat bahwa rencana stock split akan makin membuat likuiditas aksebilitas terhadap saham ISAT di pasar, sehingga potensi kenaikan sahamnya juga lebih besar.

Dengan menurunkan harga per lembar saham, Indosat menargetkan lebih banyak masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat pertumbuhan perusahaan melalui kepemilikan saham dan perluasan partisipasi di pasar modal Indonesia.

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha pun menekankan bahwa stock split menunjukkan komitmen Indosat dalam menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Tujuan kami lebih dari sekadar pertumbuhan finansial, melainkan tentang memberdayakan individu dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di seluruh Indonesia,” ungkap Vikram, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (26/9/2024).

Dalam laporannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Corporate Secretary  Indosat Reski Damayanti menyampaikan, RUPSLB terkait stock split saham Indosat telah digelar pada Selasa (24/9/2024).

Penyelenggaraan RUPSLB memenuhi kuorum karena dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 7.594.743.858 saham atau 94,2% dari seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Indosat.

“Sebanyak pemegang 7.570.536.459 saham, termasuk pemegang saham seri A, menyatakan setuju pelaksanaan pemecahan saham perseroan dengan rasio 1:4 atas seluruh saham seri B perseroan, sehingga nilai nominal per saham berubah dari Rp 100 menjadi Rp 25,” ungkap Reski, dalam suratnya.