Indonesia dan Inggris Perkuat Kemitraan Digital

Jakarta, ID – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris untuk sektor digital.
Hal tersebut dilakukan oleh kedua negara yang bertepatan dengan Peringatan 75 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Inggris.
Wakil Menteri Komdigi (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan, kemitraan itu mencakup kolaborasi dalam transformasi digital, peningkatan akses dan inklusi digital, serta penanganan misinformasi dan pemanfaatan teknologi terbaru, seperti artificial intelligence (AI).
Hal itu disampaikannya usai menandatangani nota kesepahaman dengan Wamenlu Parlemen Indo-Pasifik Inggris Catherine West di Kantor Kemkomdigi, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
“Kemitraan strategis ini untuk memperdalam kolaborasi di sejumlah bidang penting bagi masa depan kedua negara yang mencerminkan kerja sama langgeng dan komitmen untuk memajukan kepentingan bersama,” jelas Nezar, dikutip InfoDigital.co.id.
Dia menjelaskan, kesepakatan bersama tersebut juga mencakup kemitraan untuk pertumbuhan berkelanjutan, pertahanan, serta adaptasi perubahan iklim.
“Ini juga membahas mengenai peningkatan akses dan inklusi digital, di mana Kemkomdigi ingin menjembatani kesenjangan digital di Indonesia, memungkinkan akses yang adil terhadap teknologi di seluruh wilayah dan komunitas,” tuturnya.
Kedua pihak juga membahas kerja sama dalam penanganan misinformasi dan disinformasi di masyarakat.
Menurut Wamenkomdigi, Indonesia telah menerapkan strategi komprehensif yang mencakup pendidikan, pemantauan konten, dan penegakan hukum untuk mengatasi tantangan penyebaran misinformasi dan disinformasi.
“Kami juga membahas penguatan kolaborasi AI dan teknologi terbaru, seperti strategi AI nasional dan pedoman etika untuk AI di sektor bisnis,” ujarnya.
Satelit Satria-2
Menurut Nezar, Kemkomdigi juga membuka peluang dalam proyek bersama Inggris dalam investasi infrastruktur digital, seperti Satelit Republik Indonesia 2 (Satria-2).
“Satelit Satria-2 direncanakan sebagai satelit kembar dengan kapasitas 300 Gbps, sehingga memerlukan perkiraan investasi konstruksi sekitar US$ 860 juta,” ungkapnya
Dia pun mendorong kolaborasi dalam komunikasi strategis pemerintah yang berkaitan dengan keselamatan di ruang digital serta regulasi dan kerangka tata kelola digital.
“Bersama-sama, mari kita membangun kemitraan digital yang dinamis, yang tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas dan sekitarnya,” harap Nezar.
Dalam pertemuan bilateral dan penandatanganan nota kesepahaman itu, Wamenkomdigi Nezar Patria didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kemkomdigi Ismail dan Plt Kepala Pusat Kerja Sama Internasional Ichwan M Nasution. (bdm)