Infodigital.co.id

GSMA: Indonesia Penentu Masa Depan 5G Asia

Ketua GSMA Asia-Pasifik Julian Gorman berbincang dengan Menkomdigi Meutya Hafid. (Dok Kemkomdigi)

Jakarta, ID – Asosiasi Seluler Global (Global System for Mobile Communications Association/GSMA) menyebut bahwa Indonesia menjadi salah satu penentu keberhasilan implementasi teknologi telekomunikasi seluler generasi kelima (5G) di kawasan Asia-Pasifik.

GSMA pun menempatkan kontribusi negara Indonesia bisa sejajar dengan India sebagai negara prioritas masa depan 5G di Asia-Pasifik. Karena, dua negara ini masuk dalam 5 negara dengan populasi terbanyak di dunia.

Sementara itu, perkembangan implementasi 5G di Tanah Air masih lambat. Data dipublikasi hingga 31 Maret 2025, Telkomsel baru mengoperasikan 1.910 unit BTS 5G dan Indosat sebanyak 107 unit BTS 5G. Layanan seluler di Tanah Air saat ini masih didominasi BTS 4G.

Pemerintah Indonesia pun merespons dorongan GMSA itu dengan langkah konkret. Indonesia akan mempercepat lelang spektrum hingga kebijakan proteksi digital untuk membangun kepercayaan dan kepemimpinan regional dalam implementasi 5G.

Pesan tersebut menguat dari pertemuan strategis Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dengan Ketua GSMA Asia-Pasifik Julian Gorman di Jakarta.

“Indonesia menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar dunia di generasi mendatang. Peran Indonesia dalam membentuk ekosistem 5G akan menentukan masa depan Asia-Pasifik,” tegas Julian Gorman, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (9/5/2025).

GSMA pun menilai bahwa keberhasilan 5G bukan hanya soal penerapan teknologi. Hal tersebut juga menyangkut soal keberanian pemerintah dalam menyatukan ekosistem industri, operator seluler, dan masyarakat.

GSMA menyoroti perlunya urgensi langkah cepat. Vietnam telah memimpin dengan insentif fiskal dan pemangkasan biaya spektrum yang mendorong percepatan perkembangan 5G.

Indonesia, dengan dukungan penuh eksekutif dan reformasi berani, juga dinilai mampu mengikuti, bahkan berpotensi melampaui jejak Vietnam. “Keberhasilan 5G di Asia adalah soal keberanian membawa visi besar, bukan hanya membangun infrastruktur,” kata Julian Gorman.

Indonesia pun disebutnya kini berada pada titik krusial untuk menunjukkan kepemimpinan regional dalam impementasi 5G melalui ekosistem digital yang aman, inklusif, dan dipercaya.

Siapkan Lelang Frekuensi

Sementara itu, Meutya Hafid menyambut dorongan dari GSMA itu dengan menyebut Pemerintah Indonesia sudah dan akan menunjukkan komitmen dan langkah konkret.

“Kami tidak hanya fokus membangun jaringan, tapi juga membangun kepercayaan. Perlindungan anak, pemberantasan penipuan online, hingga penyederhanaan industri menjadi prioritas tahun pertama saya,” ujar Meutya Hafid.

Tahun 2025 ini, pemerintah juga Tengah menyiapkan lelang sejumlah spektrum frekuensi untuk mengejar, bahkan melampaui, negara-negara tetangga untuk impelementasi 5G.

Menkomdigi menegaskan, transformasi 5G bukan hanya menjadi tugas operator seluler atau pelaku industri, tapi misi nasional. Dengan kerja sama erat bersama mitra global, seperti GSMA, Indonesia siap memasuki dekade digital sebagai kekuatan utama di Asia. (dmm)

Komentar

Iklan