Digitalisasi akan Mewujudkan Green Pharmacy

Jakarta, ID – Transformasi digital (digitalisasi) diyakini bisa menjadi bagian sangat penting dalam upaya langkah strategis untuk mendukung pengembangan farmasi ynag ramah lingkungan/hijau (green pharmacy). Dukungan Kemkomdigi untuk pemerataan akses internet pun diperlukan.
Berbagai langkah bisa dilakukan, mulai dari dari pengembangan perpustakaan digital, digital untuk mengembangkan laboratorium, serta penggunaan literasi digital dan AI.
Kemudian, langkah pengembangan aplikasi, internet thinking, dan pada ujungnya, upaya mewujudkan telemedicine dan telefarmasi yang juga sebenarnya sudah diundangkan oleh pemerintah.
Guru Besar Institut Teknologi Bandung sekaligus Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Ilma Nugrahani menekankan pentingnya digitalisasi dalam menghadapi tantangan limbah farmasi yang mengancam kesehatan dan lingkungan.
Untuk mendukung pengembangan farmasi hijau, transformasi digital dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari dari pengembangan perpustakaan digital hingga mewujudkan telemedicine dan telefarmasi.
“Dan ini, pelan tapi pasti, kita akan mengarah ke sana,” ujar Ilma, dalam orasi ilmiahnya pada acara pengukuhan Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (26/5/2025).
Menurut Ilma, transformasi digital menjadi salah satu cara untuk meminimalisasi tingkat polusi yang diakibatkan oleh limbah pada industri farmasi.
Ia menjelaskan bahwa sebanyak 220 miliar ton bahan kimia dilepaskan setiap tahun ke tanah, air, dan udara. Bahkan, gas buangan dari industri farmasi dilaporkan lebih besar daripada limbah transportasi, dengan 9 juta kematian manusia di dunia akibat cemaran limbah farmasi.
“Oleh karena itu, farmasi hijau sudah menjadi satu keharusan untuk kita kembangkan, yaitu konsep mengurangi dampak lingkungan dan pengembangan produk farmasi,” tegasnya.
3 Langkah Penting
Dalam orasi ilmiah berjudul ‘Pharmacia In Harmonia Progressio: Menuju Farmasi Hijau’, Ilma menjelaskan tiga poin dan langkah utama penting transformasi digital untuk mendukung farmasi hijau.
Pertama, melalui pengembangan perpustakaan digital yang memungkinkan akses online bagi mahasiswa dan mengurangi pencemaran lingkungan dengan sistem paperless.
“Jika dulu kertas koran bekas menjadi bungkus kacang goreng, sekarang, konsumen pun enggan karena takut dengan tinta yang mencemari. Tak hanya chemical-less, farmasi hijau juga harus paperless,” ungkapnya.