Transformasi Digital Kunci Atasi Ancaman Kesehatan

Jakarta, ID – Kemampuan Indonesia dalam menjalankan transformasi digital di berbagai sektor diyakini menjadi kunci dalam membentengi diri dari amcaman kesehatan sebagai dampak tren perubahan iklim global.
Sebagai negara kepulauan di daerah tropis, Indonesia diketahui rentan terhadap dampak dari perubahan iklim, mulai dari gelombang panas yang mematikan, wabah penyakit, hingga bencana alam.
Namun, Indonesia juga berusaha berada di garis terdepan dalam penanganan keadaan darurat global akibat perubahan iklim. Salah yang dilakukan dengan percepatan transformasi digital di berbagai sektor kehidupan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria meyakini bahwa upaya transformasi digital akan membantu Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan iklim bagi kesehatan masyarakat.
“Teknologi menjadi perisai kita terhadap ancaman kesehatan yang disebabkan oleh iklim. Kita membutuhkan sains, kolaborasi, dan inovasi digital untuk mengatasi hal ini,” tegas Nezar, di Innovative Forum of ClimateSmart Indonesia di Jakarta Selatan, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (5/5/2025).
Nezar menjelaskan, pemerintah terus mengoptimalkan penerapan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Menurut dia, pemanfaatan AI akan membuat kebijakan pemerintah berdasarkan data-data yang lebih akurat dan ilmiah.
“Ketika bicara tentang Indonesia yang sedang dilanda risiko kesehatan terkait iklim. Ini adalah pernyataan yang bisa diverifikasi dan diukur dengan bukti yang tak terbantahkan,” imbuhnya.
Misalnya, lanjut dia, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 443.000 kasus malaria pada 2022 saja. Proyeksi ekonomi juga menunjukkan dampak kesehatan terkait iklim dapat merugikan Indonesia sebesar 1,89% dari produk domestik bruto (PDB).
Lebih lanjut, Nezar Patria menyatakan, inovasi kesehatan digital memiliki arti penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan, sehingga mengurangi dampak ketika bencana atau wabah terjadi.
Inovasi teknologi disebutnya mampu menyediakan perawatan berkualitas bagi masyarakat yang terdampak, seperti penggunaan pemantauan pasien jarak jauh dan dukungan digital untuk perawatan diri.
Pemanfaatan AI
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) percaya bahwa kapabilitas transformatif yang diproses oleh AI harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
“Oleh karena itu, kami sangat mendukung pengembangan Sistem Tanggap Peringatan Dini Indonesia atau E-WARS,” tutur Nezar.
Kemkomdigi juga menantikan kemajuan teknologi dan eksplorasi kasus penggunaan yang lebih banyak lagi, sehingga dapat membayangkan kondisi kesehatan yang lebih baik dan menyelamatkan lebih banyak nyawa ke depan.
Karena itu, Nezar Patria mendukung Innovation Forum of ClimateSmart Indonesia agar bisa menghadirkan solusi dari kolaborasi berbagai pemangku kepentingan.
Beberapa di antaranya, Kementerian Kesehatan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Institute for Health Modeling And Climate Solutions (IMACS), dan Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI).
“Kita harus memanfaatkan kecakapan teknologi kita untuk mengubah krisis ini menjadi peluang untuk transformasi,” pungkas Wamenkomdigi. (bdm)