Infodigital.co.id

China Jadikan TikTok Bargaining Tarif Impor AS

Logo TikTok. (Dok TikTok)

Jakarta, ID – Pemerintah China telah menjadikan kewajiban divestasi mayoritas saham ByteDance di TikTok di Amerika Serikat (AS) menjadi daya tawar (bargaining potision) terhadap penerapan tarif impor baru 34% oleh Presiden AS Donald Trump terhadap barang-barang asal China yang masuk ke AS.

Pemerintah China pun telah menunda persetujuan divestasi saham TikTok kepada perusahaan/investor AS. Bahkan, Pemerintah China pun telah memberikan balasan tarif balik ekspor sejumlah barang AS ke China sebesar 34% yang mulai berlaku 10 April 2025.

Kesepakatan divestasi sekitar 80% saham ByteDance di TikTok kepada perusahaan/investor AS sebenarnya hampir mencapai kesepakatan akhir dan ByteDance dikabarkan sudah menyetujuinya, tinggal menunggu persetujuan Pemerintah China.

Namun, penerapan tarif baru 34% terhadap barang ekspor China ke AS membuat divestasi TikTok di AS berantakan dan harus tertunda. Sebab, Pemerintah China langsung menolak kelanjutan divestasi TikTok di AS  sebagai balasan.

Menurut platfom Variety, ByteDance menyebut ada beberapa kesepakatan/hal penting yang harus diselesaikan sebagai persyaratan investor AS bisa masuk ke TikTok yang beroperasi di AS. Salah satunya, Pemerintah China harus menyetujuinya.

“Setiap kesepakatan harus disetujui berdasarkan hukum China,” ungkap ByteDance, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (5/4/2025).

Sementara itu, Trump terus berupaya merealisasikan pemisahan bisnis TikTok di AS menjadi perusahaan baru yang mayoritas sahamnya akan dimiliki oleh investor AS.

Nantinya, ByteDance tinggal mempertahankan saham kurang dari 20% di TikTok AS untuk mematuhi hukum. Kesepakatan itu sebenarnya telah sebagian besar diselesaikan pada hari Rabu pekan ini, termasuk persetujuan dari ByteDance, ungkap Reuters melaporkan.

Namun, pemerintah China masih menolak untuk menandatangani rencana akuisisi mayoritas saham TikTok di AS tersebut. “Pasalnya, kebijakan tarif baru Trump telah menggangu kepentingan dagang China di AS,” menurut laporan tersebut.

Meskipun Trump telah mengatakan akan mempertimbangkan untuk menurunkan tarif sebesar 34% atas barang-barang China jika ByteDance menjual saham TikTok di AS, Pemerintah China dikabarkan masih menolak.

Pelarangan TikTok

Karena langkah mengejutkan dari Pemerintah China itu, menurut laporan terbaru, Trump pun terpaksa menandatangani Perintah Eksekutif baru untuk memperpanjang masa operasi TikTok di AS selama 75 hari lagi ke depan hingga 18 Juni 2025.

Langkah kedua Trump terkait penundaan larangan TikTok melalui Perintah Eksekutif itu muncul sehari setelah Wapres JD Vance mengatakan dalam sebuah wawancara di Fox News bahwa pemerintah akan mengumumkan kesepakatan pada hari Sabtu yang akan membuat aplikasi tersebut tetap legal.

Hal itu juga terjadi saat pasar keuangan memasuki hari kedua penurunan signifikan sebagai respons terhadap rencana Trump untuk memberlakukan tarif tinggi di sebagian besar negara di dunia, termasuk bagi barang China yang diekspor ke AS.

Hal itu membuat Trump hanya punya sedikit pilihan untuk menyelamatkan TikTok di AS. Trump juga masih berharap divestasi saham TikTok di AS bisa terealisasi pada masa penundaan pelarangan tersebut.

Sejak kembali menjabat, Trump telah mengeluarkan banyak Perintah Eksekutif, termasuk untuk urusan ‘menjaga TikTok di AS’. Sebab, tak kurang dari 15 juta anak muda AS aktif di TikTok dan Trump diuntungkan ketika terpilih kembali dan masuk ke Gedung Putih pada periode keduanya sejak 20 Januari 2025.

Karena itu, Perintah Eksekutif baru kembali menjadi ‘senjata Trump’ untuk menyelamatkan dan memperpanjang batas waktu pelarangan TikTok hingga 18 Juni 2025, sambil berharap proposal divestasinya disetujui Pemerintah China. (dmm)

Komentar

Iklan