Infodigital.co.id

Telkom Hadirkan i-Chat 2.0 untuk Disabilitas Tuli dan Wicara

Acara peluncuran kembali i-Chat 2.0. (Dok Telkom)

Jakarta, ID – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), kembali menegaskan komitmennya terhadap pendidikan inklusif dengan peluncuran kembali i-Chat 2.0 (I Can Hear and Talk).

i-Chat 2.0 dari Telkom merupakan sebuah platform digital pembelajaran bahasa isyarat yang dirancang khusus bagi anak-anak penyandang disabilitas tuli dan disabilitas wicara.

Peluncuran Kembali i-Chat 2.0 berlangsung dalam momentum pelatihan Indonesia Digital Learning (IDL) di Yogyakarta dan dihadiri oleh lebih dari 100 guru dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) setempat.

SGM Social Responsibility Telkom Hery Susanto menyampaikan, melalui i-Chat 2.0, Telkom ingin memastikan bahwa transformasi digital berjalan berdampingan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

“Kami percaya bahwa setiap anak termasuk mereka yang memiliki hambatan komunikasi berhak mendapatkan akses pendidikan berkualitas,” tutur Hery, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (27/6/2025).

Penyempurnaan  melalui i-Chat 2.0 merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk mendukung pencapaian SDG 4 dan menciptakan masa depan yang lebih inklusif melalui teknologi yang bermakna.

Nama i-Chat merupakan singkatan dari I Can Hear and Talk, yang mencerminkan semangat inklusif bahwa setiap anak meski tidak dapat mendengar atau berbicara tetap bisa berkomunikasi, belajar, dan tumbuh dengan percaya diri.

I-Chat 2.0 merupakan hasil pengembangan dari versi pertama yang sudah disebarluaskan selama hampir 15 tahun terakhir. Dengan versi terbaru berbasis website, kini, I-Chat lebih mudah digunakan dan diakses oleh siapa saja.

I-Chat 2.0 dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan seperti kamus kata dengan video visual bahasa isyarat, fitur latihan untuk menyusun kalimat secara mandiri, hingga fitur forum yang menyediakan ruang diskusi sesama pengguna.

Tantangan Komunikasi

Platform i-Chat 2.0 dihadirkan sebagai respons nyata terhadap tantangan komunikasi dan akses belajar yang masih dihadapi peserta didik Tuli dan disabilitas wicara.

Platform itu pun memungkinkan guru SLB untuk mengakses dan menyampaikan materi pelajaran dengan bantuan visual, video isyarat berbasis SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia), serta alat bantu belajar lain yang ramah bagi anak dengan hambatan pendengaran.

Dalam kegiatan tersebut, para guru SLB pun diajak langsung mencoba fitur i-Chat 2.0, berbagi masukan, serta merancang cara integrasinya ke dalam pengajaran harian di sekolah.

Platform i-Chat 2.0 saat ini mengadopsi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai standar, karena SIBI digunakan secara luas dalam pembelajaran formal di SLB.

Namun, Telkom juga membuka ruang pengembangan jangka panjang, termasuk Integrasi BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) sebagai bahasa alami komunitas Tuli.

Kehadiran i-Chat 2.0 bukan sekadar meluncurkan fitur terbaru, melainkan simbol dari langkah konkret Telkom dalam menghadirkan inovasi yang merangkul seluruh anak bangsa.

“Ke depan, kami berharap agar i-Chat 2.0 dapat meningkatkan inklusivitas bagi penyandang disabilitas tuli dan disabilitas wicara dalam menghadapi tantangan komunikasi dan akses belajar,” pungkas Hery. (dmm)

Komentar

Iklan