Tarif dan Biaya Pasang Starlink di RI Mahal
Jakarta, ID – Tarif langganan bulanan dan biaya pasang/perangkat keras internet Starlink di Indonesia (RI) dinilai terlalu mahal dibandingkan pesaing layanan kabel dan Wi-Fi/FWA di Tanah Air. Walau begitu, kehadirannya tetap menjadi alternatif solusi mengatasi kesenjangan digital, terutama di perdesaan.
Kesimpulan terkait Starlink tersebut merupakan kajian dan analisisi data dari OpenSingal, lembaga riset dan konsultan yang fokus pada jaringan telekomunikasi yang berbasis di London, Inggris.
Principal Data Analyst at Opensignal Robert Wyrzykowski, dengan dukungan data Chris Mills, menyampaikan, ketika diluncurkan di Indonesia Mei 2024, Starlink hadir dengan janji menghadirkan internet cepat dan menjembatani kesenjangan digital di wilayah yang belum terjangkau.
Starlink pun mampu mengisi kesenjangan digital untuk wilayah yang belum terjangkau layanan kabel fiber optik (fixed broadband), layanan nirkabel tetap (fixed wireless access/FWA/Wi-Fi), dan layanan seluler 4G/5G yang berbasis base transceiver station (BTS) pada menara telekomunikasi.
Namun, jika dilihat lebih dekat pada model penetapan tarif/harganya, layanan Starlink dinilai sebuah paradoks jika dibandingkan dengan kemampuannya menjangkau wilayah terpencil.
“Meskipun Starlink menghubungkan daerah-daerah terpencil secara fisik, biayanya yang sangat tinggi membuat layanan ini masih berada di luar jangkauan banyak rumah tangga yang ingin dilayani,” ujar Robert Wyrzykowski, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (6/11/2025).
OpenSignal menyebut, fokus awal Starlink ketika mulai beroperasi Mei 2024 pada upaya menghubungkan 2.700 klinik kesehatan dan puskesmas di seluruh wilayah Indonesia.
Bisnis dan komunitasnya mestinya terlihat lebih hemat dari biaya/tarif layanan untuk per pengguna. Tetapi, pendekatan ini secara efektif juga telah membatasi akses internet ke situs-situs komunitas bersama.
Namun, untuk pengguna perumahan/rumah tangga yang ingin memasang akses internet, harga Starlink yang tinggi menjadi penghalang utama untuk diadopsi karena kehadirannya yang di perdesaan.
Biaya Pasang dan Tarif Mahal
Menurut OpenSignal, biaya perangkat keras/pasang Starlink di Indonesia sangat mahal untuk pengguna perorangan/perumahan. Harga Kit Starlink Mini Rp 4,75 juta/ US$291, jauh di atas router 4G FWA dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Telkomsel, atau XL Axiata (XLSMART), yang dimulai dari Rp400.000/US$24-an.
Selain itu, meski harga perangkat keras regulernya telah turun dari harga peluncurannya Rp7,8 juta (US$478) menjadi Rp5,9 juta (US$362), Starlink saat ini justru menambahkan biaya lonjakan permintaan Rp8-9,4 juta (US$490-574), sehingga makin jauh dari jangkauan.
Biaya/tarif langganan bulanan Starlink juga masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan opsi FWA. Tarif Paket Starlink yang paling terjangkau, Residensial Lite saat ini pun Rp479.000 (US$29,51).
Tarif Starlink itu melebihi sebagian besar paket FWA. Meskipun, harganya ternyata masih sudah jauh lebih rendah untuk pasar Indonesia dibandingkan paket paket Starlink termurah di Amerika Serikat yang mulai dari US$80.
Kesenjangan harga langganan dan pasang tersebut terlihat sangat mencolok jika dibandingkan dengan upah/pendapatan rata-rata di Indonesia yang sebesar Rp3,09 juta (US$190) per bulan.
Harga Paket Residensial Lite Starlink pun hampir seperenam dari penghasilan tersebut. Bahkan, Paket Reguler Starlink mendekati seperempatnya.
Di sisi lain, OpenSignal pun menilai, harga perangkat keras Starlink menambah beban yang lebih besar lagi. Sebab, harga perangkat Starlink telah melebihi rata-rata upah bulanan orang Indonesia.
“Dengan biaya permintaan yang tinggi, untuk sementara waktu membuatnya makin tidak terjangkau. Bagi sebagian besar rumah tangga, terutama di daerah perdesaan di mana penghasilan lebih rendah, Starlink tetap tidak terjangkau,” jelas Robert Wyrzykowski.
Tarif Internet Starlink dan Pesaing di RI
| No | Operator | Paket | Tarif Bulan | Harga Perangkat |
| 1. | Starlink | Paket Tak Terbatas | Residensial Rp479.000-750.000 (US$30-46), Jelajah Rp1.639.000 (US$101)
|
Mini Kit Rp4.750.000 (US$291) + biaya permintaan tinggi Rp9.375.000 (US$574),
Kit Standar Rp5.900.000 (US$362) + biaya permintaan tinggi Rp8.000.000 (US$490) |
| 2. | IndiHome fiber | 50-200 Mbps | Rp230.000-490.000 (US$14-29) | Sewa bulanan Rp80.000 (US$5) |
| 3. | Telkomsel Orbit | 45-300GB | Rp82.000-410.000 (US$5-25) | Rp445.000-2.879.000 (US$27-177) |
| 4. | XL Satu Lite | Value (48GB), Ultimate (198GB) | Rp105.000-285.000 (US$6-18) | Rp394.000-524.000 (US$24-32) |
| 5. | IOH-HiFi Air | 75-500GB | Rp75.000-250.000 (US$5-15) | Rp399.000-629.000 (US$24-39) |
Sumber: OpenSignal, November 2025
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now



