Spotify Catat Rekor 678 Juta Pengguna

Jakarta, ID – Spotify, plaform penyedia streaming musik dan konten media asal Swedia, telah memecahkan pencapaian baru dengan total 678 juta pengguna global, termasuk di dalamnya 268 juta pelanggan berbayar/premium pada kurtal I-2025.
Dalam paparannya, manajemen Spotify mencatat total pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAUs) 678 juta pada akhir kuartal I-2025, bertambah 63 juta (12%) dibandingkan kuartal I-2024 masih 615 juta.
Sementara itu, jumlah pengguna bulanan Spotify pada akhir kuartal I-2025 tersebut telah naik 3 juta (0,44%) dibandingkan kuartal IV-2024 sebanyak 675 juta pengguna.
Selanjutnya, jumlah pelanggan premium Spotify sebanyak 268 juta pada kuartal I-2025, bertambah 29 juta (12%) dibandingkan kuartal I-2024 masih 239 juta. Jumlahnya bertumbuh 5 juta (2%) dibandingkan kuartal IV-2024 masih 263 juta.
Layanan streaming tersebut juga melaporkan rekor pencatatan laba operasional kuartal I-2025 senilai 509 juta euro (sekitar US$528 juta), naik 341 juta euro (203%) dibandingkan setahun lalu (kuartal I-2024) masih 168 juta euro.
Laba tersebut diperoleh dari total pendapatan usaha Spotify senilai 4,19 miliar pada kuartal I-2025 (sekitar US$4,8 miliar), bertumbuh 500 juta euro (15%) dibandingkan kuartal I-2024 masih 3,63 miliar euro.
Sementara itu, pemasukan total pendapatan usaha dikontribusi dari pelanggan premium/berbayar senilai 3,77 miliar euro dan dukungan penerimaan iklan (ad-supported) 419 juta euro.
“Kami senang dengan kinerja kami di kuartal I-2025 karena hampir semua KPI kami sesuai dengan yang diharapkan. Bisnis ini menambahkan 3 juta MAU selama kuartal tersebut,” ungkap Spotify, dalam paparannya, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (30/4/2025).
Sesuai Ekspektasi
Manajemen menilai, pencapaian pendapatan Spotify tersebut sesuai yang diekspektasikan. Karena, kinerja pelanggan premium dan pelanggan tak berbayar (ad-supported) yang lebih baik diimbangi oleh pergerakan mata uang yang tidak menguntungkan.
“Margin bruto sebesar 31,6% sedikit di atas yang diharapkan dan mencerminkan ekspansi 403 basis points (bps) dari tahun ke tahun,” tutur Spotify.
Kali ini, Spotify tidak memasukkan pergerakan harga saham ke dalam proyeksi karena berada di luar kendalinya. Sementara itu, arus kas bebas mencapai 534 juta euro pada kuartal I tahun ini, menjadikan perolehan arus kas bebas LTM menjadi 2,6 miliar euro.
Arus kas Last Twelve Months (LTM) merupakan pengukuran arus kas yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dalam periode 12 bulan terakhir.
“Secara keseluruhan, kami terus memandang bisnis ini berada pada posisi yang baik untuk menghasilkan pertumbuhan dan peningkatan margin pada tahun 2025 untuk mendukung potensi jangka panjang,” pungkas Spotify.
Platform GSMArena pun memberikan ulasannya bahwa bagaimana pun, terlepas dari kontroversi tentang seberapa banyak/sedikit yang dibayarkan kepada para artisnya, Spotify telah berubah menjadi bisnis yang menghasilkan laba.
“Tampaknya, bisnis Sptify terus bertumbuh baik dalam jumlah pengguna maupun pendapatannya. Ini sekaligus mennjukkan bawa Spotify masih menjadi layanan streaming musik terkemuka di dunia,” ulas GSMArena. (dmm)