Sarana Menara Tunda Rights Issue Rp4,5 Triliun
Jakarta, ID – PT Sarana Menara Nusantara Tbk, perusahaan pengembang infrastruktur telekomunikasi dengan kode saham TOWR, memutuskan untuk menunda rencana penerbitan 4.713.876.329 Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan nilai Rp 4,5 triliunan.
Hal itu dilakukan Sarana Menara karena menyikapi perkembangan makro ekonomi dan pasar belakangan ini, termasuk pergerakan harga saham perseroan serta mempertimbangkan kebutuhan internal perusahaan.
“Perseroan pun memutuskan untuk menunda pelaksanaan PMHMETD I atau rights issue yang saat ini sedang dalam proses memperoleh pernyataan efektif dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” ujar Corporate Secretary Sarana Menara Monalisa Irawan, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (30/12/2024).
Lebih lanjut, Sarana Menara pun akan mengkaji ulang struktur rights issue, termasuk total peningkatan modal dan harga penawaran per saham, agar lebih sesuai dengan perkembangan ekonomi dan pasar saat ini.
“Seluruh aksi korporasi yang ke depannya akan dilakukan oleh perseroan akan dijalankan sesuai dengan ketentuan peraturan pasar modal yang berlaku,” imbuhnya.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sarana Menara pun sebenarnya telah menyetujui rights issue sebesar-besarnya 5 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 900 dan akan diperoleh uang sejumlah Rp 4,5 triliun.
RUPSLB juga menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan tersebut di atas.
Modal Anak Protelindo
Sementara itu, sudah dijelaskan sebelumnya, perolehan dana dari rights issue Sarana Menara itu akan digunakan untuk modal kerja PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha 99% sahamnya dimiliki Sarana Menara.
“Perseroan berencana menggunakan dana hasil PMHMETD, setelah dikurangi dengan biaya emisi, untuk pembayaran pinjaman dan modal kerja Protelindo, anak perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki perseroan,” ungkap Monalisa.
Sementara itu, bagi yang tidak melaksanakan PMHMETD, kepemilikan pemegang saham perseroan akan terdilusi maksimum 9,12% (tanpa memperhitungkan saham treasury) atau 8,93% (dengan memperhitungkan saham treasury).
Pada perdagangan Jumat (27/12/2024) pekan lalu, saham TOWR menguat Rp15 (2,42%) ke posisi Rp635. Sahamnya dibuka pada level Rp625 yang juga menjadi harga terendahnya dan sempat ke posisi tertinggi Rp 660. (dmm)