Pekerja RI Masih Suka Kerja Jarak Jauh
![](https://infodigital.co.id/wp-content/uploads/2024/12/Ilustrasi-laporan-Decoding-Global-Talent-2024.-Dok-SEEK-.jpg)
Jakarta, ID – Tren kerja jarak jauh (remote work) makin populer dan masih punya pamor di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sebab, sistem kerja ini membuka peluang bagi para pekerja untuk mengejar karier internasional tanpa harus pindah secara fisik.
Laporan terbaru Decoding Global Talent: Mobility Trends 2024 (SEA Edition) dari SEEK menunjukkan, tren untuk bekerja jarak jauh di Asia Tenggara meningkat dari 62% pada 2020 jadi 71% tahun 2023 dan masih relevan dengan tahun 2024.
Angka tersebut pun lebih tinggi dan melebihi rata-rata global yang 66% dan menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam persepsi terhadap peluang kerja internasional.
“Bahkan, lebih banyak orang (71%) terbuka bekerja jarak jauh dibandingkan yang bersedia pindah ke luar negeri (68%),” ungkap SEEK, perusahaan induk platform pencarian kerja terkemuka seperti Jobstreet dan JobsDB di Asia, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (16/12/2024).
Laporan itu merupakan hasil riset dan dikeluarkan oleh SEEK bekerja sama dengan lembaga Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group.
Mobilitas Virtual
Tren peningkatan pekerjaan jarak jauh internasional memberikan keuntungan signifikan bagi para pekerja, yang bisa mengakses peluang dengan gaji lebih tinggi tanpa perlu pindah tempat tinggal dengan pengeluaran ekstra.
Biaya relokasi juga menjadi hambatan utama bagi 41% responden di Asia Tenggara dan Hong Kong, jauh lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 30%.
Indonesia mencatatkan angka paling tinggi, yaitu 44% diikuti dengan Filipina (42%), dan Thailand (41%).
Hal menunjukkan bahwa biaya tinggi untuk pindah ke luar negeri membuat banyak profesional di Indonesia lebih tertarik pada peluang kerja jarak jauh dan tetap tinggal di negaranya.
Hambatan lain, termasuk kurangnya pengetahuan tentang bekerja di luar negeri (35%) dan kekhawatiran tentang keselamatan dan keamanan pribadi (31%).
Sementara itu, 55% pekerja di Hong Kong dan Asia Tenggara juga menyatakan kesulitan untuk pindah bersama keluarga sebagai hambatan utama untuk bekerja di luar negeri.
Hal itu terutama terlihat dan dirasakan orang di Hong Kong (68%), Singapura (66%), dan Malaysia (66%), di mana keharmonisan keluarga sangat dihargai dan diutamakan.
Untungkan Perusahaan
Bagi perusahaan, pergeseran ke arah tren kerja jarak jauh sebenarnya juga dapat menjadi solusi menarik, terutama ketika menghadapi kesulitan dalam mengisi posisi-posisi tertentu.
Laporan SEEK menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan talenta berkualitas di kawasan Asia Tenggara dan Hong Kong tanpa perlu merepotkan proses relokasi.
Keberhasilan dalam memanfaatkan teknologi dan digitalisasi ini dapat memberikan solusi bagi banyak perusahaan yang kesulitan mengisi posisi tertentu.
Perusahaan pun kini bisa menjangkau talenta berkualitas di Indonesia tanpa perlu merepotkan proses relokasi.
Di sisi lain, ini juga membuka lebih banyak peluang bagi pekerja Indonesia untuk bekerja dengan perusahaan global dari kenyamanan rumah mereka.
Laporan SEEK itu disimpulkan dari survei daring BCG, The Network (bersama dengan organisasi afiliasinya), dan The Stepstone Group pada Oktober-Desember 2023. Secara keseluruhan, 150.735 orang di 188 negara telah berpartisipasi sebagai responden. (bdm)