Infodigital.co.id

OpenAI Hadirkan Bowser ChatGPT Atlas

Ilustrasi browser Atlas OpenAI di ChatGPT. (Dok OpenAI/IST)

Jakarta, IDOpenAI, perusahaan platform dan pengembang teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dinakodai Sam Altman, telah merilis mesin pencarian (bowser) berbasis AI, ChatGPT Atlas.

Dengan kehadiran Atlas, ke depan, para pengguna yang mencapai 800 jutaan pun diharapkan tak perlu keluar dari aplikasi ChatGPT dan berkunjung ke Google atau lainnya jika ingin  mencari informasi apa pun.

Namun, pada tahap awal, Atlas saat ini baru tersedia di perangkat komputer Mac. Perusahaan pun tengah bekerja sama dengan pihak lain untuk membawa Atlas ke perangkat bersistem operasi iOS yang lebih luas, Windows, dan Android, di mana ChatGPT bisa diakses.

Seperti disebutkan di atas, proposisi inti dari browser Atlas agar 800 juta pengguna memikirkan ChatGPT sebagai permukaan interaksi pertama untuk pencarian dan jawaban, dan bukan pergi ke web atau aplikasi Google/Chrome, Safari, Microsoft Edge, dan lainnya.

Namun, menurut TechCrunch, semua browser AI Atlas tentu tentang berbagi ide serupa tentang pencarian dan pertanyaan dan jawaban (Q&A). Mekanisme pemanfaatannya berbeda dengan browser lain yang telah ada. baikChrome, Safari, maupun Edge.

Jadi, pengguna Atlas alih-alih melakukan permintaan pencarian. Pengguna cukup mengetik sesuatu di bilah alamat untuk bertanya dan akan mendapatkan jawaban dari chatbot AI, bukan melihat halaman tautan.

Dan OpenAI, seperti pembuat browser lain, berpikir dan berharap bahwa Atlas akan mengubah cara pengguna menjelajahi web, seperti yang dijelaskan Founder dan CEO OpenAI Sam Altman pada peluncurannya.

“Kami pikir AI mewakili kesempatan sekali dalam satu dekade untuk memikirkan kembali apa yang bisa menjadi browser, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana menggunakan web secara paling produktif,” kata Altman, dalam pidato pembukaannya, dikutip Kamis (23/10/2025).

Layanan Terintegrasi

Bagi OpenAI, Atlas juga akan menghadirkan peluang untuk mengintegrasikan ChatGPT secara mendalam dan produk lainnya lebih baik daripada platform lain.

Pengguna Atlas juga dapat secara langsung mereferensikan beberapa situs web, alih-alih mem-posting tautan ke ChatGPT. Karena itu, perusahaan bisa dibilang sudah menggunakan browser tanpa ‘kepala untuk agennya’.

Dengan Atlas, OpenAI mungkin akan memiliki kontrol lebih besar atas fitur tersebut. Langkah ini telah ‘mengintegrasikan asisten penulis yang muncul di bidang teks’.

Terlebih lagi, perusahaan sedang berupaya mengintegrasikan SDK aplikasinya, yang memungkinkan pengguna menghubungi aplikasi lain dalam ChatGPT, untuk meningkatkan kemampuan penemuan.

Seiring waktu, OpenAI melihat ChatGPT terus berkembang menjadi sistem operasi untuk kehidupan pengguna. Sebuah hub yang terhubung penuh yang membantu pengguna mengelola hari dan mencapai tujuan jangka panjang.

Tantangan Atlas

Pertanyaan besar untuk OpenAI selanjutnya, bagaimana membuat orang yang browser default-nya sudah terbiasa dengan Chrome, Safari, atau Edge, mau beralih ke browser Atlas  dan mendapatkan pangsa pasar dari Google, Apple, dan Edge.

OpenAI memang melihat pertumbuhan yang stabil dalam jumlah pengguna ChatGPT. Tetapi belum jelas, apakah rata-rata pengguna ingin mencampur pengalaman browser dan chatbot-nya.

Chrome kini berhasil dan disukai banyak pengguna karena cepat, dan orang-orang ingin menggunakan kueri Google sebagai pengalaman awal default dari internet.

ChatGPT Atlas mungkin cocok untuk pengguna yang telah menggantikan Google dengan ChatGPT. Tetapi, Atlas untuk menggantikan Chrome, OpenAI tentu perlu memastikan bahwa miliaran pengguna browser global mau ‘jatuh ke dalam kebiasaan itu’ atau suka Atlas. (dmm)

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar

Iklan