Infodigital.co.id

Merger XL-Smartfren Wajib Bangun 8.000 BTS Baru

Teknisi XL Axiata terlihat sedang merawat BTS. (Dok XL Axiata)

Jakarta, ID – Pemerintah mewajibkan perusahaan merger  PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom Tbk menjadi PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk untuk membangun 8.000 base transceiver station (BTS) baru.

Hal itu menjadi bagian dari persyaratan persetujuan pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), terhadap merger  perusahaan operator telekomunikasi seluler XLSMART.

Setelah melalui verifikasi akhir, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomidigi) Meutya Hafid pun akhirnya mengumumkan persetujuan merger PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk.

Menkomdigi menjelaskan, layanan internet yang lebih cepat dan merata untuk jutaan warga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menjadi komitmen utama dari hasil merger tersebut.

Karena itu, pemerintah memberikan kewajiban peningkatan kecepatan unduh (download) hingga 16% pada 2029 serta penambahan 8.000 BTS baru yang difokuskan pada daerah dengan layanan yang saat ini masih terbatas kepada XLSMART.

“Kami juga meminta komitmen peningkatan akses layanan digital di lebih dari 175.000 sekolah, 8.000 fasilitas layanan Kesehatan, dan 42.000 kantor pemerintahan di seluruh Indonesia,” ungkap Meutya Hafid di Jakarta, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (18/4/2025).

Menurut dia, penggabungan usaha itu bukan hanya keputusan korporasi, tetapi juga langkah besar dalam mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berdampak luas.

Berkurangnya operator seluler dari empat menjadi tiga pun diharapkan lebih menyehatkan industri seluler di Tanah Air dan layanan lebih terjaga secara lebih baik, efisien, inklusif dan terjangkau.

“Dan, terhadap pegawainya tidak boleh ada PHK. Sekali lagi, ini untuk penyehatan industri ke depan dalam kerangka membangun sebuah ekosistem atau transformasi digital sesuai amanah Presiden,” harap  Meutya.

Guna menjamin kualitas layanan selama masa transisi karena dampak dari merger, Meutya juga menegaskan bahwa tidak boleh ada gangguan, atau penurunan mutu layanan bagi pelanggan.

“Kami akan mengawasi layanan seluler terhadap para pelanggan yang jumlahnya sekitar 95 juta. Jadi, kita pastikan tidak akan terganggu, bahkan, tentu yang kita ingin pastikan juga agar layanannya bisa lebih baik ke depan,” pungkas Meutya. (bdm)

Komentar

Iklan