Link Net Bidik Total 5,5 Juta Home Pass
Daftar isi:
Jakarta, ID – PT Link Net, emiten layanan internet berbasis kabel (fixed broadband) dan multimedia dengan kode saham LINK, menargetkan total pencapaian 5,5 juta sambungan kabel fiber optik ke rumah (home pass) pada akhir 2025.
Proyeksi target 5,5 juta home pass Link Net dibidik dengan asumsi telah memiliki sekitar 4 juta home pass tahun 2024 hingga September 2024. Sementara itu, tahun 2025, perseroan menargetkan tambahan 1-1,juta home pass pada akhir 2024 hingga 2025.
Direktur Link Net Kanishka Gayan Wickrama mengatakan, investasi pengembangan jaringan menjadi prioritas utama Link Net saat ini, dan di tahun 2025 dan 2026, ada rencana alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) untuk perluasan jaringan.
“Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH (fibre to the home/home pass). Kami menargetkan tambahan 1 juta hingga 1,5 juta homes pass untuk tahun 2025,” ujar Kanisnhka, dalam laporan paparan publik kepada Bursa Efek Indonesia, dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (19/12/2024).
Dengan ekspansi tersebut, manajemen Link Net berharap akan kembali meraih keuntungan atau laba pada tahu-tahun mendatangu. Namun, itu semua akan tergantung pada seberapa banyak perluasan jaringan yang akan lakukan.
“Saat ini, kami sedang memfinalisasi rencana bisnis untuk tahun-tahun ke depan, sehingga belum dapat mengomentari lebih lanjut terkait dengan target top line dan bottom line,” imbuhnya.
Mengacu pada pengumuman sebelumnya, lanjut dia, PT XL Axiata Tbk, merupakan penyewa utama jaringan Link Net. Namun, Link Net juga memiliki operator pihak ketiga lainnya dan telah mulai melakukan kerja sama.
Kanisnhka juga menegaskan, Link Net tidak menjadi bagian dalam proses merger antara XL Axiata dan PT Smartfren Talecom Tbk. Namun, mengingat XL Axiata merupakan penyewa utama, merger keduanya akan berdampak positif bagi Link Net.
“Semakin kuat posisi pasar XL setekah merger, semakin kuat juga penetrasi jaringan Link Net, yang akan membantu mendorong bisnis Link Net ke depan,“ pungkas dia.
Rugi Rp801,54 Miliar
Sementara itu, pada 2024 hingga akhir September, Link Net membukukan kerugian berjalan yang membesar senilai Rp801,54 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya rugi Rp274 miliar.
Jika melihat dalam laporan keuangan, kerugian Link Net yang membesar terutama dipicu oleh turunnya pendapatan Rp 277 miliar dari sebelumnya Rp 1,92 triliun menjadi Rp 1,64 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan dan keuangan juga membengkak. Dalam beban pokok pendapatan, beban penyusutan dilaporkan membengkak dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,26 triliun.
Selanjutnya, beban jaringan dan beban langsung lainnya juga naik dari Rp 495,7 miliar menjadi Rp 592,35 miliar. Di sisi lain, beban keuangannya juga membengkak dari sebelumnya Rp 366,08 miliar menjadi Rp 489 miliar.
Pada perdagangan Rabu (18/11/2024), saham LINK melemah Rp 5 (0,40%) ke posisi Rp 1.260. Harga sahamnya dibuka dari Rp 1.265 yang juga menjadi tertingginya, serta sempat bergerak ke level terendah Rp 1.210. (dmm)
Link Net Punya Total 4 Juta Home Pass (HP) di 47 Kota:
1. Sumatera 253 ribu HP (6%)\
-Medan dan Batam
2. Jawa Barat 490 ribu HP (12%)
-Bandung, Cirebon, Cikampek, Purwakarta, Subang, Sukabumi, dan Sumedang
3. Jabodetabek 1.983 ribu HP (49%)
-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, dan Cilegon
4. Jawa Tengah 543 ribu HP (14%)
-Semarang, Yogyakarta, Solo, Tegal, Purwokerto
5. Jawa Timur & Bali 752 ribu HP (19%)
-Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Kediri, Madiun, dan Bali.
Sumber: Link Net, Kuartal III-2024