Infodigital.co.id

Kuartal I, Rugi Link Net Bengkak 223%

Ilustrasi bisnis Link Net. (Dok Link Net)

Jakarta, IDPT Link Net Tbk, penyelenggara jaringan tetap dan internet serta multimedia berbasis kabel dengan kode saham LINK, mencatat kerugian tahun berjalan membangkak 223,77% pada kuartal I-2025.

Link Net membukukan kerugian periode berjalan Rp354,93 miliar pada kuartal I-2025, membengkak Rp245,31 miliar (223,77%) dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY) kerugian Rp109,62 miliar.

“Laporan keuangan konsolidasian interim grup telah disusun dan disajikan sesual dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia,” ungkap Presiden Direktur Link Net Kanishka Gayan Wickrama, dalam pengantar laporan keuangan kuartal I-2025 yang ditelaah secara terbatas, dikutip  InfoDigital.co.id, Jumat (9/5/2025).

Sementara itu, kerugian yang membengkak karena beban pokok pendapatan dan biaya lain-lain sangat besar walaupun pendapatan usaha sebenarnya juga meningkat sangat signifikan sekitar 51%.

Jadi, pendapatan usaha usaha Link Net sebenarnya mencapai Rp810,27 miliar pada kuartal I-2025, atau tumbuh Rp276,28 miliar (51,73%) dibandingkan kuartal I-2024 senilai Rp533,99 miliar.

Namun, setelah itu, pendapatan yang naik signifikan tersebut langsung digerogoti oleh beban pokok pendapatan dan biaya lain-lain yang mencapai Rp1,17 triliun.

Ada tiga dari beban dan biaya yang sangat besar, yakni beban penyusutan Rp418,70 miliar, beban jaringan dan beban langsung lainnya Rp423,43 miliar, serta beban keuangan Rp139,74 miliar.

Dampaknya, rugi sebelum pajak penghasilan pun mencapai Rp359,19 miliar. Setelah dikurangi pajak penghasilan Rp4,25 miliar, Link Net pun mencatat rugi periode berjalan dari operasi yang dilanjutkan Rp354,93 miliar.

Tanpa pengurangan biaya lagi, pada akhirnya, perseroan membukukan rugi periode berjalan Rp354,93 miliar. Ketika dibagi jumlah pemegang saham, rugi per saham Link Net Rp126 pada kuartal I-2025, turun dari setahun lalu Rp40.

Namun, ada catatan, kenapa rugi berjalan kuartal I-2024 lalu perseroan lebih kecil, yakni Rp 104,96 miliar. Itu karena terbantu adanya tambahan penghasilan yang dihentikan Rp245,20 miliar walaupun rugi komprehensif dilanjutkan juga mencapai Rp350,16 miliar.

Tak ada penjelasan dari mana tambahan penghasilan yang dihentikan. Namun bisa jadi, itu merupakan pendapatan terakhir dari bisnis internet kabel kepada ritel dan koorporasi yang  dialbil alih oleh PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk atau ada bisnis lain yang dihentikan.

Sementara itu, pada perdagangan Kamis (8/5/2025), saham LINK ditransaksikan melemah Rp5 (0,29%) ke level penutupan Rp1.695 yang juga terendahnya. Sahamnya dibuka dari Rp1.700 yang juga menjadi posisi tertinggi. (dmm)

Komentar

Iklan