Kekebalan Jadi Modal Utama Lawan Penjahat Siber

Jakarta, ID – Kaspersky, perusahaan konsultan dan penyedia solusi keamanan siber global asal Rusia, menyebut bahwa upaya preventif untuk membangun kekebalan (cyber immunity) menjadi modal utama untuk mengantisipasi serangan penjahat siber.
Hal tersebut merupakan temuan terbaru dari Kaspersky. Sebanyak 71% profesional keamanan siber di Asia-Pasifik menganggap kekebalan siber sebagai strategi efektif untuk meminimalisasi serangan penjahat siber menembus jaringan dan membahayakan sistem teknologi informasi (TI).
“Sangat menggembirakan melihat para profesional keamanan siber di Asia-Pasifik sangat memahami konsep kekebalan siber kami yang telah dipatenkan dan melihat nilai yang dibawanya ke kerangka kerja keamanan TI,” Managing Director untuk Asia-Pasifik di Kaspersky Adrian Hia, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (5/5/2025).
Seiring berlanjutnya dorongan digital dan integrasi teknologi baru seperti AI di kawasan ini, lanjut dia, kekebalan siber pada dasarnya menjadi inti penting dari strategi keamanan siber yang harus diadopsi oleh organisasi.
Wawasan tersebut sekaligus juga menunjukkan adanya peningkatan permintaan untuk mengembangkan sistem keamanan berdasarkan desain (secure by system), alih-alih hanya mengandalkan solusi keamanan siber tambahan.
Kekebalan siber didefinisikan oleh Kaspersky sebagai konsep sistem TI dan teknologi operasional (TO) yang aman berdasarkan desain karena metodologi pengembangan dan persyaratan arsitektur tertentu.
Kekebalan siber memiliki ketahanan bawaan terhadap serangan siber, sehingga meminimalkan biaya yang terkait dengan solusi keamanan eksternal.
Penelitian Kaspersky tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana bisnis mempersiapkan diri menghadapi lingkungan siber yang makin tidak dapat diprediksi dan skema baru apa yang membentuk masa depan keamanan TI.
Penelitian itu melibatkan sebanyak 850 profesional keamanan siber dari kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, Turki dan Afrika, Eropa, Amerika, serta Rusia.
Makin Familiar
Salah satu fokus penelitian Kaspersky, seberapa familiar responden dengan istilah cyber immunity dan bagaimana menilai potensi efektivitasnya dalam memberikan perlindungan andal terhadap ancaman siber.
Penelitian tersebut mengungkap bahwa 85% responden global memahami istilah tersebut dan memahami makna yang sebenarnya. Tingkat familiaritas konsep kekebalan siber di Asia-Pasifik hampir sama dengan tingkat familiaritasnya di tingkat global yaitu 84%.
Di antara mereka yang memahami istilah tersebut, hampir tiga perempat (73%) secara global menganggap kekebalan siber sebagai strategi yang sangat efektif untuk meminimalisasi kemampuan penjahat siber yang mencoba untuk menembus jaringan dan membahayakan sistem.
Ketika ditanya tentang keuntungan keamanan siber spesifik yang ditawarkannya, sepertiga (28%) pakar di Asia-Pasifik mengatakan bahwa hal itu dapat secara signifikan mengurangi frekuensi serangan siber.
Sementara itu, proporsi yang sedikit lebih besar (36%) mengaku kekebalan siber dapat meminimalisasi dampak negatif dari serangan tersebut.
Selanjutnya, sebanyak proporsi yang sama (35%) responden percaya bahwa kekebalan siber dapat mencapai dampak dua hasil tersebut secara bersamaan. (bdm)