Bagikan:

Jakarta, ID – Privy, penyedia layanan digital trust untuk identitas dan tanda tangan digital, menyebut bahwa keamanan siber pada industri perbankan Tanah Air/Indonesia pada umumnya belum mumpuni.

Karena itu, Privy menyebut para pelakunya pun perlu didorong untuk menekankan pentingnya keamanan siber di tengah masifnya transformasi digital industri keuangan dan perbankan. Apalagi, bisnis perbankan sangat terkait kepercayaan (trust).

Hal itu disampaikan oleh VP Business Development PT Privy Identitas Digital (Privy) Rony Tanrim dalam talkshow dan peluncuran buku ‘Keamanan Siber Bank’ oleh Infobank di Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, baru-baru ini.

Transformasi digital yang terjadi di dunia keuangan dan perbankan saat ini disebutnya belum dibarengi dengan sistem keamanan siber yang mumpuni. Salah satu kendalanya karena soal biaya yang tak murah dan teknologi baru.

“Kalau dari saya sebenarnya itu klise tapi simple. Dalam artian gini, karena saya yakin para pelaku bisnis di industri keuangan/perbankan ini merasa ini hal baru. Jadi, ini dianggapnya biaya atau cost. Sedangkan mindset yang perlu ditanamkan adalah investasi,” ucap Rony Tanrim.

Dia pun menekankan bahwa bisnis di industri keuangan atau perbankan merupakan bisnis yang berdasarkan kepercayaan terhadap para nasabahnya. Karena itu, risiko reputasi perbankan tetap menjadi segalanya.

Guna menjaga reputasi dan kepercayaan nasabah, pelaku dunia perbankan pun perlu melakukan inovasi dalam transformasi digital dan menekankan keamanan siber dalam operasionalnya.