Bali Towerindo Bukukan Laba Rp 144 Miliar

Jakarta, ID – PT Bali Towerindo Sentra Tbk, emiten penyedia usaha penyedia menara telekomunikasi dan jasa jaringan telekomunikasi di Tanah Air dengan kode saham BALI, membukukan laba bersih/tahun berjalan Rp144,27 miliar pada 2024.
Nilai Laba bersih Bali Towerindo tersebut turun Rp6,23 miliar (4,13%) dibandingkan tahun 2023 masih Rp150,50 miliar. Beban pokok pendapatan, beban usaha, beban keuangan, lainnya, dan pajak menjadi penyebab penurunan laba bersih.
Hal itu dilaporkan oleh Wakil Direktur Utama/Corporate Secretary Bali Towerindo Lily Hidayat kepada Otoritas Jas Keuangan (OJK) dan ditembuskan kepada Bursa Efek Indonesia.
“Laporan keuangan tahunan perseroan telah diaudit oleh KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan dan telah kami sampaikan kepada OJK dalam bentuk salinan elektronik (fail pdf) melalui sistem pelaporan rlektronik emiten dan dimuat dalam situs web Bursa Efek,” ungkap Lily, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (3/3/2025).
Bali Towerindo sebenarnya mampu membukukan peningkatan pendapatan usaha Rp90,58 miliar menjadi Rp1,04 triliun pada tahun lalu dibandingkan pencapaian tahun 2023 masih Rp 955,26 miliar.
Namun, seiring itu, beban pokok pendapatan juga membengkak Rp40,23 miliar menjadi Rp 466,23 miliar dari tahun sebelumnya Rp 426,00 miliar. Sementara itu, beban usaha naik Rp3,21 miliar dari tahun 2023 Rp91,23 miliar menjadi Rp94,43 miliar.
Dari pendapatan usaha dikurangi beban pokok pendapatan dan beban usaha, Bali Towerindo masih membukukan peningkatan laba usaha menjadi Rp 485,17 miliar pada 2024 dari tahun sebelumnya Rp438,02 miliar.
Namun, laba sebelum pajak final dan penghasilan sangat tipis kenaikannya dari tahun 2023 Rp202,35 miliar menjadi Rp203,04 miliar pada 2024 karena beban keuangan dan beban lain-lain.
Beban keuangan tahun 2024 membengkak menjadi Rp 258,04 miliar tahun 2024 dari tahun sebelumnya Rp231,56 miliar dan beban lain-lain juga naik menjadi Rp29,39 miliar tahun 2024 dari tahun 2023 masih Rp15,34 miliar.
Setelah itu, perseroan harus membayar pajak final atas penghasilan Rp35,74 miliar dan beban pajak penghasilan neto Rp23,02 miliar, sehingga pada akhirnya, laba tahun berjalan/bersih pun turun menjadi Rp 144,27 miliar pada 2024 dari tahun sebelumnya Rp 150,50 miliar. (bdm)