AS Siapkan US$20 Miliar Beli TikTok
Jakarta, ID – Masa berlaku UU Anti-TikTok (Bill Tiktok) yang memaksa penjualan TikTok di Amerika Serikat (AS) mendekati batas waktu. ByteDance, perusahaan induk TikTok, memiliki waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menjual, atau aplikasinya akan ditutup di AS.
Sejauh ini, menurut laporan Android Headlines, ByteDance sebenarnya masih enggan menjual TikTok ke pemilik AS. Namun, Project Liberty, sebuah grup investasi Amerika, mengklaim memiliki US$20 miliar yang siap untuk menangani penjualan tersebut.
ByteDance masih memiliki peluang untuk menghentikan pemaksaan penjualan TikTok. Sementara itu, perusahaan masih banding untuk larangan operasi atau keharusan penjualan TikTok di AS dengan menyampaikan argumennya ke Mahkamah Agung.
Namun, jika terjadi keputusan yang tidak menguntungkan lainnya, ByteDance harus menjual platform untuk berbagai video pendeknya tersebut.
Dengan latar belakang tersebut, Grup Project Liberty mengklaim berada pada posisi terbaik dan adanya kesiapan dana untuk membelinya.
Kelompok investasi, yang dipimpin oleh Tomicah Tillemann, mendefinisikan potensi pembelian sebagai, “Tawaran masyarakat,” ungkap Tillemann,” dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (25/12/2024).
Tillemann pun telah menjawab beberapa pertanyaan kunci untuk NBC News tentang niat kelompok investasi tersebut terhadap TikTok jika berhasil melakukan pembelian, selain hal-hal lainnya.
Mengenai nilai sebenarnya dari TikTok, Presiden Project Liberty mengatakan sulit untuk memberikan angka pasti sampai ByteDance menjualnya. Namun, dia yakin, dana US$20 miliar sudah cukup untuk memulai pembicaraan.
Mengenai UU Anti-TikTok, Tillemann yakin akan berlaku secara praktis karena mendapat dukungan bipartisan dari Partai Republik dan Demokrat dengan suara bulat.
Namun, seperti Presiden AS terpilih Donald Trump, tidak ingin aplikasi tersebut berhenti berfungsi di Amerika Serikat. Sementara itu, Project Liberty diciptakan dengan tujuan agar orang AS dapat terus menikmati layanan TikTok.
Proses Pembelian
Presiden Project Liberty pun membeberkan beberapa detail menarik seputar proses pembelian TikTok tersebut. Sebuah entitas ‘tidak biasa’ yang disebut Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (Committee on Foreign Investment in the United States /CFIUS) akan ikut berperan.
Tillemann membandingkannya dengan penjualan tim olahraga, di mana CFIUS akan berperan sebagai liga, yang menentukan penawar mana yang benar-benar memenuhi syarat.
Komite juga memiliki ‘suara besar’ dalam keputusan siapa yang mendapatkan aset tersebut
Sementara itu, adanya potensi perubahan pada aplikasi di bawah pemilik barunya, Tillemann mengatakan bahwa perubahan TikTok akan dilakukan dan terlihat dalam jangka menengah.
Pada tahap awal, Project Liberty mempertahankan pengalaman dan pengoperasian pengguna yang konsisten dengan pengalaman dan pengoperasian saat ini.