Infodigital.co.id

Ada 16 Juta Malware Lokal Ancam Bisnis Indonesia

Perangkat USB bisa jadi sarana serangan malware ke perangkat laptop. (Dok The SSL Store)

Jakarta, ID – Kaspersky, perusahaan konsultan dan penyedia solusi sekuriti siber asal Rusia, mencatat ada ancaman 49,23 juta ancaman lokal (offline) siber malware yang menyasar bisnis di wilayah Asia Tenggara pada 2024, meningkat 15% dibandingkan 43 juta tahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 juta (32,6%) di antaranya menyasar bisnis di Indonesia. Indonesia menempati peringkat kedua serangan malware lokal terbanyak di kawasan tersebut, turun 400 ribuan (3,53%) dibandingkan tahun 2023.

Selanjutnya, secara berurutan ancaman lokal malware terbanyak pada 2024 ditempati Vietnam 21 juta, Thailand 5,6 juta, Malaysia 4 juta, Filipina 1,8 juta, dan Singapura 900 ribu ancaman.

Dilihat dari persentasenya, Singapura mencatat lonjakan tertinggi 88%, diikuti oleh Malaysia 47%, Vietnam 25%, Thailand 20%, dan Filipina (16%). Hanya Indonesia yang mencatat sedikit penurunan ancaman lokal sebesar -3% dibadingnya tahun lalu.

Ancaman lokal disebarkan melalui metode offline yang melibatkan penggunaan perangkat fisik, seperti drive USB, hard drive eksternal, atau media yang dapat dilepas lainnya, untuk mengirimkan perangkat lunak berbahaya ke sistem target.

Angka yang masih mengejutkan tersebut pun menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi organisasi bisnis memperkuat pertahanan terhadap serangan siber yang berasal dari drive USB dan media dapat dilepas.

“Menjelang akhir 2024, para ahli kami (Kaspersky) mengungkap kasus mengkhawatirkan, di mana drive USB yang dikembangkan pemerintah di Asia Tenggara untuk menyimpan dan mentransfer fail yang biasanya aman, telah disusupi,” ujar General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (28/4/2025).

Menurut dia, hal itu terjadi karena kode berbahaya telah disuntikkan ke dalam perangkat lunak manajemen akses, sehingga penjahat siber bisa mencuri fail rahasia dari partisi aman drive tersebut.

“Selain itu, kode tersebut bertindak sebagai worm USB, menyebarkan infeksi ke drive lain dengan jenis yang sama, yang menyoroti sifat canggih dari ancaman ini,” jelasnya.

Tidak seperti serangan siber tradisional yang mengandalkan konektivitas internet, serangan lokal mengeksploitasi kepercayaan yang diberikan pengguna pada perangkat fisik.

Tips Hindari Serangan Siber Lokal

Karena serangan malware offline terus berkembang, lanjut Yeo, bisnis dan organisasi di Asia Tenggara pun diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan proaktif dalam upaya keamanan sibernya.

“Dengan memahami risiko siber dan menerapkan pertahanan yang kuat, organisasi dapat melindungi diri dari ancaman yang terus berkembang ini,” imbuh Yeo.

Untuk menghindari menjadi korban serangan tertarget menggunakan metode offline, peneliti Kaspersky menyarankan individu dan organisasi untuk melakukan sejumlah hal berikut.

1. Berikan tim SOC akses ke intelijen TI terbaru

Kaspersky Threat Intelligence bisa jadi titik akses tunggal untuk TI perusahaan karena sediakan data dan wawasan serangan siber yang dikumpulkan oleh Kaspersky selama lebih dari 20 tahun.

2.Tingkatkan keterampilan tim siber

Tingkatkan keterampilan tim keamanan siber bisnis untuk mengatasi ancaman tertarget terbaru.

3.Terapkan solusi keamanan

Terapkan solusi keamanan tingkat perusahaan yang mendeteksi ancaman tingkat lanjut di tingkat jaringan pada tahap awal, seperti Kaspersky Anti Targeted Attack Platform.

4. Gunakan solusi terpusat dan otomatis

Gunakan solusi terpusat dan otomatis, misalnya Kaspersky Next XDR Expert untuk memungkinkan perlindungan menyeluruh atas semua aset bisnis

5. Latih kesadaran keamanan tim TI

Perkenalkan pelatihan kesadaran keamanan dan ajarkan keterampilan praktis kepada tim, misalnya melalui Kaspersky Automated Security Awareness Platform.

6. Selalu perbarui OS dan perangkat lunak

Perbarui operating system (OS) dan perangkat lunak sesegera mungkin dan lakukan secara berkala. (bdm)

Ancaman Malware Offline Bisnis Asia Tenggara

No Negara 2023 2024 Tumbuh (%)
1. Vietnam 17.100.000 21.000.000 25,42
2. Indonesia 16.400.000 16.000.000 -3,53
3. Thailand 4.700.000 5.600.000 19,69
4. Malaysia 2.500.000 4.000.000 46,60
5. Filipina 1.500.000 1.800.000 15,76
6. Singapura 500.000 900.000 87,99
  Total 42.700.000 49.234.759 15,30

Sumber: Kaspesky 2024

Komentar

Iklan