Infodigital.co.id

Platform OTT Asing Tak Boleh Gerus Industri Penyiaran Nasional

Mila Venugopalan dari MPA (kiri) dan Menkomdigi Meutya Hafid (kanan). (Dok Kemkomdigi)

Jakarta, ID – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan bahwa dominasi platform over-the-top (OTT) asing di pasar Indonesia tidak boleh menggerus produksi konten lokal dan keberlangsungan industri penyiaran nasional.

Platform OTT merupakan penyedia layanan produk konten yang ditayangkan melalui media digital dan bisa diakses melalui layanan internet. Beberapa platform OTT global yang dominan dengan pelanggan banyak, antara lain Netflix, Disney, dan Prime Video.

Dalam pertemuan dengan Presiden MPA Asia-Pasifik, Meutya meminta platform OTT lebih aktif mendukung produksi lokal dan membiayai ekosistem penyiaran sebagai bagian dari kedaulatan digital Indonesia.

“Kami juga ingin Anda memberdayakan industri penyiaran,” tegas Meutya, dalam audiensi dengan Presiden dan Managing Director MPA untuk Asia-Pasifik Mila Venugopalan di Kantor Kementerian Komdigi (Kemkomdigi), Jakarta Pusat, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (14/6/2025).

Menurut dia, industri penyiaran masih memainkan peran penting dalam menjangkau masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, terutama wilayah-wilayah yang belum terjangkau koneksi internet.

Namun, tantangan berat dihadapi industri penyiaran karena beban investasi dan biaya operasional yang tinggi. Sementara itu, tren masyarakat kini sudah bergeser karena lebih menonton konten digital melalui OTT.

“Prinsip dasarnya adalah bahwa harus ada kondisi yang setara antara industri penyiaran dengan platform OTT,” tegasnya.

Menkomdigi pun menyambut baik komitmen sejumlah platform OTT yang telah mulai melibatkan konten lokal dalam layanannya. Namun, keberpihakan terhadap penyiaran nasional juga harus menjadi bagian dari strategi kolaboratif ke depan.

“Anda mengatakan bagaimana Anda ingin melibatkan dan memberdayakan produksi lokala, itu sangat bagus. Kami menyukai ide itu. Namun, pada saat yang sama, kami juga perlu membuat industri penyiaran kami bertahan,” lanjutnya.

Dukugan MPA

Presiden dan Managing Director MPA untuk Asia-Pasifik Mila Venugopalan pun merespons positif dan menawarkan berbagi praktik terbaik dari berbagai negara, termasuk Australia. Di sana, penyiar lokal justru mendorong deregulasi dan efisiensi alih-alih memberatkan OTT.

“Termasuk, film dan acara televisi yang diproduksi di negara Anda, yang dikonsumsi oleh lebih dari 200 juta pengguna internet di Indonesia, yang merupakan populasi internet terbesar keempat di dunia,” ujarnya.

MPA menyatakan komitmen untuk berinvestasi dalam bakat lokal dan cerita Indonesia.

Mereka juga menyampaikan apresiasi atas langkah Pemerintah Indonesia dalam memblokir situs-situs pembajakan sebagai upaya perlindungan konten digital yang berkembang pesat di era internet.

“Kami sangat menghargai kolaborasi yang terus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital dalam membantu untuk mempromosikan dan melindungi konten digital,” ungkapnya.

Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, Staf Khusus Menteri Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital Raline Shah, serta jajaran pimpinan dan perwakilan MPA Indonesia. (bdm)

Komentar

Iklan