RUPST Link Net Pertahankan 2 Direksi

Jakarta, ID – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Link Net Tbk, penyelenggara jaringan tetap dan internet serta multimedia berbasis kabel dengan kode saham LINK, memutuskan untuk mempertahankan jajaran 2 direksi perseroan.
Presiden Direktur Link Net tetap dijabat oleh Kanishka Gayan Wickrama dan Direktur dijabat Yosafat Marhasak Hutagalung hingga 30 Juni 2028. Dewan Direksi Link Net tinggal menyisakan 2 orang setelah Edward Sanusi mundur dari jajaran direktur pada 30 Desember 2024.
Hal itu diputuskan oleh para pemegang saham dalam RUPST yang digelar di Jakarta Rabu (21/5/2025) pekan lalu. Pemegang saham juga menerima laporan keuangan dan pertanggunngjawaban direksi serta pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun 2024.
Keputusan tersebut pun telah dilaporkan oleh Corporate Secretary Link Net Rininta Agustina Widya Pratika kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia.
“Pada RUPST itu, Link Net menyetujui pengangkatan kembali seluruh anggota direksi ejak tanggal ditutupnya rapat sampai dengan penutupan RUPST 30 Juni 2028,” ungkap Rininta, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (26/5/2025).
RUPST pun menyetujui untuk tahun buku 2024 tidak akan dilakukan penyisihan dana cadangan dan pembagian dividen kepada pemegang saham karena perusahaan merugi.
Pada RUPST yang sama, para pemegang saham juga menerima pengunduran diri Dian Siswarini dari jabatannya selaku komisaris dan Willem Lucas Timmermans dari jabatannya selaku komisaris independen perseroan.
Sementara itu, RUPST juga menyetujui pengangkatan Thandalam Veeravalli Thirumala Chari sebagai Komisaris Independen Link Net menggantikan Willem Lucas Timmermans.
Karena itu, para pemegang saham pun mengukuhkan Dewan Komisari Link baru yang terdiri atas Presiden Komisaris Viviek Sood, Komisaris Nik Rizal Kamil Nik Ibrahim Kamil, dan Komisaris Thomas Kundt.
Selanjutnya, Komisaris Independen Link Net diisi oleh Alexander S Rusli dan Thandalam Veeravalli Thirumala Chari yang menggantikan Willem Lucas Timmermans.
Keuangan 2024
Seperti disebutkan di atas, RUPST Link Net memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham karena membukukan kerugian bersih Rp1,18 triliun tahun 2024.
Kerugian Link Net tersebut membengkak Rp652,31 miliar (122,39%) dibandingkan periode yang sama setahun lalu (year on year/YoY) pada 2023 merugi bersih Rp532,98 miliar.
Kinerja keuangan Link Net yang kurang menggemberikan itu terjadi seiring dengan pendapatan usaha yang turun Rp 31,2 miliar (1,22%) menjadi Rp2,52 triliun dari tahun 2023 masih Rp2,55 triliun.
Sementara itu, beban usaha perseroan juga meningkat jadi Rp1,69 triliun pada 2024 dari tahun sebelumnya masih Rp1,62 triliun. Dampaknya lebih lanjut, pada akhirnya, Link Net pun merugi tahun 2024.
Pada perdagangan Jumat (23/5/2025), saham LINK ditransaksikan turun Rp15 (0,95%) level penutupan Rp1.570 yang juga posisi terendahnya. Sahamnya dibuka dari Rp1.575 yang juga menjadi level tertingginya. (bdm)