2025, Ekonomi Digital RI US$130 Miliar

Jakarta, ID – Pemerintah Indonesia optimistis, nilai ekonomi digital Indonesia (RI) bisa mencapai US$ 130 miliar (sekitar Rp299 triliun) pada 2025, atau 44% dari total proyeksi ekonomi digital di Asia Tenggara. Tentu, ini potensi yang sangat besar.
Ekonomi digital ditopang oleh empat sektor utama, yakni perdagangan yang dilakukan melalui system elektronik (e-commerce), transaksi perjalanan secara digital (travel online), media online, serta transportasi dan makanan online.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia, Dr Riyatno, SH, LLM, dalam sambutan gelaran Grab Business Forum 2025 di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
“Karena itu, kami mendorong kolaborasi triple helix, yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan juga akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ungkap Riyatno, dikutip InfoDigital.co.id.
Dia juga mengingatkan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, temasuk di dalamnya ekonomi digital, yang berkontribusi terbesar kedua sebesar 29,15% pada 2024.
Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, ekonomi digital dan data center juga disebutnya menjadi salah satu sektor industri prioritas yang berpotensi besar terhadap investasi.
Ekonom Senior sekaligus Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia periode 2013-2014 Chatib Basri menyampaikan bahwa ketidakpastian menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan dalam perekonomian global saat ini.
“Keberanian dalam bisnis dan ekonomi bukan soal berani ambil risiko semata, tapi tentang bagaimana tetap berpijak dan responsif ketika masa depan tidak pasti. Dan, itu hanya bisa dicapai jika kita terbiasa jatuh, namun jatuh dengan selamat,” ujar Chatib.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa rasio ekspor Indonesia terhadap PDB lebih kecil. Ketergantungan Indonesia terhadap pasar AS yang hanya sekitar 2,5% dari PDB juga dinilainya memiliki ruang lebih stabil untuk bertahan dan tetap tumbuh.
“Indonesia mungkin bukan yang paling gemilang, tapi justru karena dunia sedang dalam masalah, kita menjadi relatif lebih menarik,” tuturnya.
Forum Bisnis dan Peran Grab
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menggarisbawahi pentingnya keberanian untuk bereksperimen dan cermat dalam mengembangkan strategi baru di Tengah ketidakpastian global.
“Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan. Navigasi bisnis hari ini bukan soal menunggu kepastian, tapi bagaimana bertransformasi cepat lewat informasi data dan teknologi,” kata Neneng.
Karena itu, Grab Business Forum dihadirkan sebagai wadah untuk menciptakan ruang kolaborasi lintas sektor, menyusun strategi yang agile, dan membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan tumbuh secara berkelanjutan.
Director of Grab For Business Grab Indonesia Roy Nugroho menambahkan, keberanian bereksperimen harus dibarengi dengan platform yang terpercaya untuk mendukung produktivitas, efisiensi, dan kontrol di perusahaan.
“Grab For Business dan rangkaian solusi B2B dari Grab seperti GrabAds dan GrabMaps berperan untuk menyederhanakan operasional sehari-hari, mulai dari pengelolaan mobilitas, logistik, pengiriman makanan, kebutuhan pokok harian, sampai ke pengendalian biaya yang didukung dengan insight berbasis data,” ucap Roy.
Grab For Business merupakan solusi B2B dari Grab yang menghadirkan berbagai layanan terintegrasi dalam satu portal, mulai dari transportasi, pengiriman, makanan, hingga belanja dan periklanan digital.
Kini, perusahaan juga bisa mengakses layanan pembayaran utilitas dan memilih metode pembayaran yang fleksibel sesuai kebutuhan, seperti corporate billing, kartu kredit, OVO, dan lainnya.
Hingga kini, puluhan ribu perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan platform Grab For Business, dari bisnis kecil hingga korporasi besar, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasionalnya. (bdm)