Surge Utang US$30 Juta untuk Proyek FTTH

Jakarta, ID – PT Solusi Sinergi Digital/Surge Tbk, emiten bidang periklanan, produk dan layanan digital, serta jaringan serat optik berkode saham WIFI, meraih pinjaman US$ 30 juta (Rp492,96 miliaran) dari dari Export Development Canada (EDC) untuk mendukung proyek internet FTTH.
Dana dari pinjaman tersebut akan digunakan oleh Surge untuk membeli peralatan teknologi informasi dari Nokia, perusahaan asal Finlandia untuk mendukung proyek internet residensial (fiber to the home/FTTH).
“Melalui surat ini, kami atas nama PT Solusi Sinergi Digital Tbk menyampaikan laporan informasi atau fakta material,” ungkap Direktur Surge Shannedy Ong, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (2/7/2025).
Hal itu disampaikan Shannedy Ong dalam suratnya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan ditembuskan kepada Bursa Efek Indonesia sebagai bagian dari keterbukaan informasi kepada publik.
Dia menjelaskan, Surge telah meneken akta perjanjian fasilitas pinjaman sebesar ekuivalen US$ 30.000 dari EDC dengan tujuan penggunaan untuk pembelian peralatan dari Nokia.
“Transaksi tersebut dituangkan dalam perjanjian fasilitas kredit tertanggal 14 Maret 2025,” imbuhnya.
Sementara itu, inti dari perjanjian fasilitas pinjaman tersebut bahwa debitur (Surge) telah mengajukan fasilitas kredit kepada EDC untuk fasilitas pembiayaan (dalam rupiah) sejumlah ekuivalen US$30.000.000.
EDC pun telah menyetujui permohonan debitur sebagaimana tertuang dalam commitment letter yang disampaikan kepada Surge tertanggal 13 Desember 2024.
Fasilitas pembiayaan jenis dan limit fasilitas pembiayaan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh EDC kepada Surge dalam rupiah sejumlah ekuivalen US$30.000.000.
Selanjutnya, debitur (Surge) wajib menggunakan fasilitas pembiayaan yang diperoleh dari EDC untuk membeli peralatan dari Nokia sebagai pendukung untuk pelaksanaan proyek internet residensial (fiber to the home/FTTH).
Jangka Waktudan Bunga
Sementara itu, jangka waktu fasilitas pembiayaan diberikan tersebut selama tiga tahun sampai dengan 14 Maret 2028.
Selanjutnya, suku bunga untuk fasilitas pembiayaan sebesar imbal hasil pertengahan tiga tahun dari obligasi Pemerintah Indonesia yang sedang berjalan.
Hal tersebut akan yang ditentukan pada tanggal jatuh dua hari kerja sebelum tanggal pemanfaatan pinjaman tersebut.
Atas pinjaman tersebut, EDC pun berhak untuk mengawasi atau memeriksa penggunaan fasilitas pembiayaan kepada Surge.
Karena itu, EDC akan melakukan pencatatan dalam pembukuannya atas jumlah yang terhutang oleh debitur kepada dari waktu ke waktu berdasarkan perjanjian ini.
Pada perdagangan Selasa (1/7/2025), saham WIFI ditransaksikan melemah Rp25 (1,24%) ke puntupan Rp1.995. Sahamnya dibuka dari Rp2.020, serta sempat ke level tertinggi Rp2.030 dan terendah Rp1.985. (bdm)