Nvidia Kehilangan Pendapatan US$5,5 Miliar

Jakarta, ID – Nvidia Corporation, perusahaan teknologi multinasional Amerika yang didirikan di Delaware dan berbasis di Santa Clara, California,.harus menanggung kehilangan potensi pendapatan US$5,5 miliar setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) membatasi ekspor chip kecerdasan buatan (AI) H20 ke China, pasar utama untuk salah satu chip terpopulernya.
Namun, Nvidia menolak berkomentar lebih lanjut. Kehilangan potensi pendapatan yang akan menggerus keuntungannya tersebut terkait dengan produk chip H20 untuk inventaris, komitmen pembelian, dan cadangan terkait.
Nvidia pun menyampaikan bahwa Pemerintah AS telah memberitahukan pada 9 April 2025, bahwa chip H20 akan memerlukan lisensi khusus jika akan diekspor ke Tiongkok.
Selanjutnya, pada 14 April 2025, Pemerintah AS juga kembali memberitahukan kepada Nvidia bahwa aturan tersebut akan berlaku tanpa batas waktu.
Kabar tersebut muncul setelah Nvidia mengatakan pada Senin (14/4/2025) berencana untuk membangun server AI senilai US$500 miliar di AS selama empat tahun ke depan dengan bantuan dari mitra seperti TSMC.
Menurut Business Insider, Presiden Donald J Trump telah bergerak untuk mencegah chip paling canggih itu dijual ke China karena ingin menjadikan AS tetap unggul dalam perlombaan pengembangan AI dan super komputer.
Setelah kontrol tersebut diterapkan, Nvidia pun langsung mulai merancang chip yang sedekat mungkin dengan batasan dan kepentingan AS. Namun, dampaknya saham Nvidia, yakni NVDA, pun langsung turun sekitar 6% dalam perdagangan setelah jam kerja.
Juru bicara Departemen Perdagangan AS pun telah mengonfirmasi, Selasa (14/4/2025) malam, bahwa pihaknya mengeluarkan persyaratan lisensi baru untuk ekspor chip, termasuk untuk H20 Nvidia, AMD, Opens New Tab MI308, dan yang sejenis.
“Departemen Perdagangan AS berkomitmen untuk bertindak atas arahan Presiden Trump guna menjaga keamanan nasional dan ekonomi kita,” kata juru bicara AS yang mengawasi kontrol ekspor AS, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (6/4/2025).
Pasar China
Bagi Nvidia, menurut Reuters, H20 merupakan chip tercanggihnya yang tersedia memang untuk dijual ke China dan merupakan inti dari upayanya untuk tetap terlibat dengan industri AI Tiongkok yang sedang berkembang pesat.
Perusahaan-perusahaan teknologi China, termasuk Tencent, Alibaba, dan induk perusahaan TikTok, ByteDance telah meningkatkan pesanan chip H20 untuk pengembangan model AI berbiaya rendah perusahaan rintisan DeepSeek.
Meskipun chip H20 tidak secepat dalam kemampuan melatih model AI seperti chip Nvidia yang dijual di luar Tiongkok, chip tersebut tetap kompetitif dibandingkan beberapa chip pesaing.
Inferensi pun sempat dengan cepat menjadi bagian terbesar dari pasar chip AI. CEO Nvidia Jensen Huang, Maret 2025, sempat menyampaikan bahwa Nvidia berada pada posisi yang baik untuk mendominasi perubahan itu.
Namun, Nvidia juga mengatakan bahwa Pemerintah AS membatasi penjualan H20 ke China karena risiko chip tersebut dapat digunakan dalam pengembangan super komputer.
Meskipun H20 memiliki kemampuan komputasi yang lebih rendah daripada chip Nvidia lain, kemampuannya untuk terhubung ke chip memori dan chip komputasi lainnya dengan kecepatan tinggi masih tinggi. (bdm)