Mitratel Berhasil Kembangkan Tower Nonbaja
Jakarta, ID – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dinilai telah berhasil dalam inovasi pengembangan menara telekomunikasi yang menggunakan bahan nonbaja atau glass fiber reinforced polymer (GFRP).
Karena keberhasilannya itu, Mitratel pun meraih penghargaan kategori Produk dan Model Bisnis untuk Inovasi Tower Nonbaja GFRP, baru-baru ini.
Mitratel dinilai betinovasi untuk berkelanjutan yang bermanfaat dan menjaga lingkungan bagi semua pihak. Inovasi tower nonbaja GFRP merupakan wujud komitmen Mitratel dalam mendorong implementasi ESG melalui operasional bisnisnya.
“Menara model baru yang dikembangkan menggunakan glass fiber reinforced polymer (GFRP) sebagai pengganti besi dan baja untuk konstruksi. Material GFRP bukan berasal dari besi dan baja, sehingga tidak butuh energi fosil sebagai alat pembakaran/peleburan,” ungkap Direktur Bisnis Mitratel Agus Winarno, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (29/12/2024).
GFRP merupakan bahan komposit yang terdiri atas serat gelas dan resin. Menara berbahan baku GFRP sudah teruji mampu menggendong antena dan perangkat telekomunikasi lainnya.
Material GFRP dihasilkan dari Senyawa Concentrate GFRP dengan Resin (biasa disebut perekat). Menara berbahan baku GFRP memiliki bobot 60% lebih ringan dibandingkan bobot menara dari besi baja.
Bobot menara yang ringan dari bahan GFRP akan berdampak terhadap kebutuhan konsumsi BBM dan penggunaan energi listrik pada saat operasional pembangunan menara.
“Biaya perawatannya juga rendah dan dapat diperbaiki dengan mudah karena tidak ada sambungan permanen. Jadi, selain lebih ramah lingkungan, juga lebih murah biayanya,” imbuhnya.
Riset dan Dampak
Mitratel sudah menguji kualitas menara berbahan GFRP sejak Juli 2023. Yayasan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (Yayasan LAPI ITB), dalam laporan risetnya pada 4 Maret 2024 menyatakan bahwa menara GFRP telah memenuhi syarat material.
Dengan menerapkan GFRP di satu menara rooftop, Mitratel dapat mengurangi penggunaan baja 1.748 Kg atau setara dengan pengurangan karbon sebesar 3,2338 ton CO2.
Angka tersebut mengacu pada angka jejak karbon rata-rata tertimbang, menurut McKinsey dan Asosiasi Baja Dunia.
Dengan asumsi terdapat 265 menara Mitratel yang menggunakan GFRP, total pengurangan karbon (carbon reduction) mencapai 856,96 ton CO2 sehingga Mitratel dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon nasional sebesar 0,00036%.
“Ke depan, kami telah menyusun strategi terkait implementasi penggunaan GFRP, di antaranya menjalin kolaborasi dengan mitra strategis, mendorong implementasi 5G, meningkatkan kerja sama dengan pabrikan, dan memperbanyak Menara berbahan ramah lingkungan,” pungkas Agus. (bdm)