Infodigital.co.id

Merger XL Axiata dan Smartfren Perkuat Daya Saing

Direktur Utama Smartfren Merza Fachys. (Dok Smartfren)

Jakarta, ID – Manajemen PT Smartfren Telecom Tbk, operator seluler dari grup Sinar Mas, yakin bahwa rencana merger Smartfren dengan PT XL Axiata Tbk menjadi  PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) akan makin memperkuat dan meningkatkan daya saing.

Direktur Utama Smartfren Merza Fachys mengatakan bahwa konsolidasi tersebut merupakan keharusan agar perusahaan telekomunikasi yang ada sekarang bisa terus lebih bersaing.

Sebab, jika membandingkan sumber daya yang dimiliki oleh operator terbesar dan operator terkecil saat ini, terlihat bahwa ada ketimpangan yang cukup besar.

“Apabila konsolidasi tidak terjadi, operator dengan sumber daya yang lebih kecil akan sulit untuk mempertahankan daya saing,” ujar Merza, dalam laporan kepad Bursa Efek Indonesia, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (27/12/2024).

Usulan konsolidasi/merger antara XL Axiata dan  Smartfren pun disebutnya sudah digulirkan sejak zaman Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ketika jumlah operator seluler masih lebih banyak dari sekarang, untuk menghindari persaingan yang tidak sehat.

Seiring waktu, operator-operator teleomunikasi mulai menggabungkan diri, seperti Satelindo yang bergabung ke PT Indosat Tbk, Axis bergabung ke XL Axiata, dan yang terakhir, Three yang telah menggabungkan diri ke Indosat.

“Diharapkan dengan bergabungnya XL dan Smartfren, maka XLSmart sebagai hasil penggabungan usaha bisa menjadi pemain ke-tiga terbesar dengan level kompetisi yang lebih setara,” imbuhnya.

Terkait spektrum frekuensi, Merza mengakui akan ada evaluasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemnkomdigi) mengenai spektrumyang dimiliki oleh XL Axiata dan Smartfren.

“Dari segi layanan, tentunya kita mengharapkan bahwa layanan akan menjadi makin lebih baik, dan kita bisa menghasilkan produk-produk yang inovatif bagi pelanggan,” tutur dia.

Pada perdagangan Selasa (24/12/2024), saham FREN bergerak flat pada level harga Rp 23, baik pada saat pembukaan serta posisi tertinggi maupun terendahnya. (bdm)

 

Komentar

Iklan