Masyarakat Jabodetabek Gunakan 2-3 Apliksi Bank

Jakarta, ID – Masyarakat Indonesia mulai terbiasa melakukan transaksi perbankan dengan layanan digital. Bahkan, Masyarakat di wilayah Jabodetabek rata-rata sudah menggunakan 2-3 aplikasi bank dengan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal itu merupakan sebagian dari hasil riset Populix bertajuk Studi Analisis Ekosistem dan Persepsi terhadap Bank Digital di Indonesia. Ada beberapa faktor yang dianggap penting oleh masyarakat dalam menggunakan bank dengan layanan digital.
Berdasarkan kegunaan, VP Research Populix Indah Tanip mengungkapkan, bank dengan layanan digital banyak digunakan untuk isi ulang dompet elektronik (54%), transfer antarbank (49%), berbelanja di e-commerce (48%), serta transfer antarrekening (47%).
“Hal itu menunjukkan bahwa setiap bank dengan layanan digital dituntut untuk setidaknya mampu melayani berbagai kebutuhan standar tersebut melalui aplikasi,” ungkap Indah, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (1/2/2025).
Tentunya, bank dengan layanan digital yang mampu menawarkan berbagai layanan keuangan yang lebih dari yang dibutuhkan nasabah pun akan mampu menjadi pemain yang dapat memimpin di industri ini.
Sementara itu, ada beberapa faktor utama yang dinilai penting oleh responden dalam menggunakan bank dengan layanan digital.
Alasan keamanan data dan transaksi (31%), fleksibilitas mengakses aplikasi (12%), fitur aplikasi yang lengkap (12%), integrasi dengan layanan keuangan lain (11%), dan adanya promo khusus (10%).
Riset tersebut dilakukan oleh Populix secara daring terhadap 250 responden laki-laki dan perempuan, dengan 60% Gen Z dan 40% responden milenial, dengan rentang usia 17-39 tahun di kawasan Jabodetabek, Jawa, Sumatera, dan beberapa kota.
Tren Layanan Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, transformasi digital di Indonesia telah mengalami percepatan yang sangat signifikan, termasuk dalam industri perbankan.
Para pelaku industri perbankan berlomba-lomba menghadirkan layanan yang dapat diakses hanya melalui aplikasi, mulai dari membuat akun rekening, melakukan pembayaran berbagai macam tagihan, menabung, hingga berinvestasi.
Tak hanya banyaknya bank dengan layanan digital baru yang muncul, namun banyak juga bank konvensional yang mengadopsi layanannya menjadi digital.
Sementara itu, menurut data Bank Indonesia sampai September 2024, jumlah transaksi bank dengan layanan digital tercatat 1.929,33 juta, atau tumbuh 40,45% persen secara tahunan jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 1.373,63 juta transaksi.
Nilai transaksinya meningkat 54,89% menjadi Rp7.492,93 triliun pada September 2024, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp4.837,57 triliun.
Pertumbuhannya didorong oleh besarnya populasi Gen Z, generasi dengan jumlah terbesar di Indonesia. Mereka memegang peranan penting dalam membentuk tren ekonomi digital. (dmm)