Kerugian Smartfren Bisa Muluskan Merger dengan XL Axiata

Audit dan Merger
Dalam laporan keuangan tersebut, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys pun menyatakan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolodasian dan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Mirawati Sensi Idris.
“Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai standar akuntansi keuangan di Indonesia,” ungkap Merza, dalam surat pengantarnya.
Walaupun tidak disampaikan, ada dugaan, audit laporan keuangan Smartfren semester I-2024 itu diperlukan untuk tujuan persiapan dan bahan kajian merger antara Smartfren dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) seperti pernah diumumkan sebelumnya pada Mei 2024.
Pemilik saham mayoritas kedua perseroan pun telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) merger yang diumumkan pada Rabu (15/5/2024).
Induk XL Axiata adalah Axiata Group Berhad. Sedangkan pemegang saham Smartfren, yakni Grup Sinar Mas terdiri atas PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT Bali Media Telekomunikasi.
Untung pada 2022
Dalam perjalanannya sebagai penyedia layanan jasa telekomunikasi seluler dan berbisnis digital dan sejak listing di Bursa Efek Indonesia, Smartfren baru pertama kali membukukan laba sebesar Rp 1,1 triliun pada 2022.
Raihan tersebut sangat fantastis mengingat tahun 2021 emiten berkode FREN ini rugi Rp 435,33 miliar. Setelah itu, 2023 dan 2024 hingga semester I, serta sebelum 2022, Smartfren selalu merugi.
Berdasarkan catatan pada laporan keuangannya, keuntungan pada 2022 karena ada investasi dalam saham terdiri atas PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratel) dengan nilai wajar Rp 851,69 miliar.
Kemudian, Dalligent Solutions Pte Ltd sebesar Rp 73,95 miliar. Sementara itu, keuntungan yang belum direalisasikan atas kenaikan nilai wajar saham senilai Rp1,57 triliun.
Sementara itu, pada perdagangan Rabu (14/8/2024), saham FREN menguat Rp 1 (3,45%) ke posisi Rp 30. Begitu juga, saham EXCL naik Rp 70 (3,20%) ke penutupan level Rp 2,260. (bdm)