Kerugian Smartfren Bisa Muluskan Merger dengan XL Axiata
Jakarta, ID – Audit semester I-2024 oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Mirawati Sensi Idris menyebutkan bahwa PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih rugi besar Rp 473,79 miliar. Akankah ini akan makin memuluskan Smartfren merger dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL)?
Dalam laporan keuangan audit yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia, kerugian Smartfren hanya sedikit turun Rp 69,42 miliar (12,78%) menjadi Rp 473,79 miliar pada semester I-2024 dari periode sama tahun sebelumnya rugi mencapai Rp 543,21 miliar.
Rugi Smartfren itu didapatkan dari total pendapatan mencapai Rp 5,57 triliun yang dikurangi dengan biaya beban usaha, pajak, dan biaya lainnya. Namun, total pendapatan tersebut juga hanya naik tipis Rp 11 miliar dibandingkan Rp 5,56 triliun pada semester I-2023.
Sementara itu, pada semester I-2024, perseroan harus menanggung total beban usaha yang mencapai Rp 5,52 triliun. Beban usaha terbesar terjadi pada penyusutan dan amortisasi Rp 2,41 triliun serta pemerliharaan dan jasa telekomunikasi Rp 2 triliunan.
Selanjutnya, perseroan menganggung beban biaya penjualan dan pemasaran Rp 638,86 miliar, gaji karyawan Rp 372,08 miliar, serta beban umum dan administrasi Rp 99.14 miliar.
Masih Laba Usaha
Dari total pendapatan dikurangi beban biaya, Smartfren sebenarnya masih membukukan laba usaha Rp 47,32 miliar. Selain itu, masih ada tambahan keuntungan konversi dan kurs masing-masing Rp 163,52 miliar dan Rp 35,71 miliar, serta penghasilan bunga Rp 13,83 mliar dan penghapusan aset Rp 5,99 miliar.
Hanya saja, Smartfren juga menderita kerugian investasi saham Rp 58,84 miliar serta menanggyng beban bunga dan keuangan lainnya mencapai Rp 601,21 miliar. Akibatnya, perseroan sudah merugi sebelum pajak senilai Rp 352,67 miliar.
Pada akhirnya, Smartfren pun masih harus menderita kerugian periode berjalan senilai Rp 473,79 miliar setelah ditambah adanya beban pajak tangguhan yang mecapai Rp 121,12 miliar.