Infodigital.co.id

Karyawan Google Khawatir Di-PHK Januari 2025

Satu sudut Kantor Google di Mountain View, AS. (Silicon Valley)

Jakarta, ID – Saat ini, karyawan Google di seluruh belahan dunia tengah resah dan khawatir  Karena, ada rumor dari postingan grup karyawan yang menyebutkan Google akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kemungkinan dilakukan Januari 2025.

Dalam beberapa tahun terakhir, Google berada di bawah tekanan peraturan di berbagai segmen bisnis. Badan-badan antimonopoli berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, telah mengawasi bisnis, toko aplikasi, teknologi iklan, dan penjelajahan web-nya.

Google pun telah menghadapi sejumlah keputusan yang tidak menguntungkan, dan saat ini, sedang menunggu tindakan definitif terhadap beberapa keputusan tersebut.

Di tengah situasi itu, menurut laporan Androidheadlines, sebuah laporan menunjukkan kemungkinan PHK yang akan dilakukan Google pada Januari 2025.

“Kemungkinan ada PHK bagi karyawan Google yang ‘berkinerja rendah’ pada bulan Januari,” ungkap sumber, pada sebuah postingan Team Blind, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (14/12/2024).

Team Blind merupakan sebuah forum karyawan anonim. Postingan tersebut mengklaim bahwa Google berencana untuk meningkatkan PHK pada ‘kelompok yang lebih rendah’, atau ‘karyawan yang berkinerja rendah’.

Perusahaan dilaporkan telah mengalami peningkatan 8% hingga 10% pada kelompok pekerja tersebut dan akan memilih untuk memberhentikannya. Postingan menyatakan bahwa Google akan memulai proses PHK pada Januari 2025.

Walau tidak ada satu pun klaim itu yang didukung oleh bukti, kita tak bisa menganggap remeh postingan tersebut. Karena, ada kemungkinan postingan tersebut benar, dan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan Google.

Peraturan dan Antimonopoli

Sementara itu, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan PHK di Google karena ketidakmampuannya untuk menyamai kinerja pasar saham perusahaan teknologi besar lainnya pada 2024. Tekanan peraturan dan kasus antimonopoli yang dihadapi sangat berkaitan dengan hal ini.

Saat ini, raksasa Mountain View tersebut masih menunggu jawaban dari juri, apakah harus menjual Chrome. Di tengah ketidakpastian ini, investor berpikir 2 kali sebelum menginvestasikan uangnya.

Google pun sudah melakukan PHK tahun 2023 dan memecat sekitar 12.000 karyawan. Jumlah ini mencakup sekitar 6% dari tenaga kerjanya dan sebagai akibatnya perusahaan menghadapi reaksi negatif.

Serikat Pekerja Alfabet saat itu pun menegaskan, banyak pegawai yang tidak mengetahui alasan pemecatannya.

Selain itu, Brian Ong, wakil presiden perekrutan Google, mengatakan bahwa perusahaannya telah mempekerjakan lebih sedikit karyawan dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

Profitabilitas dan AI

Melihat pendapatan kuartal ketiga-2024 Alphabet, Anat Ashkenazi, CFO Alphabet, pun telah menyampaikan ingin melakukan perubahan pada basis biaya perusahaan.

Hal itu tidak berarti bahwa Google akan menerapkan PHK secara berkala. Namun, karyawam lebih peduli mungkin akan menafsirkannya untuk kebijakan PHK setelah membaca postingan yang ada Team Blind.

Ashkenazi juga membeberkan strategi perusahaan terkait keuntungan. Tampaknya, tidak akan ada revolusi besar apa pun, atau begitulah yang tersirat dalam kata-katanya.

“Alphabet akan ‘melanjutkan’ upaya sebelumnya untuk menyederhanakan ‘operasi di seluruh perusahaan melalui penggunaan AI’,” ungkap Ashkenazi.

Artinya, perusahaan akan tetap fokus pada AI dan berusaha memaksimalkan perkembangan yang ada saat ini. ‘Taruhan’ pada segmen AI adalah investasi jangka panjang dan bernilai miliaran dolar AS.

Reaksi Karyawan

Karyawan dari Google dan perusahaan lain pun telah bereaksi terhadap postingan di Team Blind. Team Blind merupakan forum yang memungkinkan karyawan untuk mengungkapkan pendapat dan kekhawatiran secara anonim.

Seorang karyawan Google mengatakan bahwa pengeluaran perusahaannya telah meningkat menjadi ‘rata-rata 500 perubahan kode per tahun’. Hal ini akan memudahkan untuk mencantumkan karyawan ke dalam kategori ‘berkinerja buruk’.

Seorang anggota tim Google Cloud juga berpendapat, tingkat PHK di divisi tersebut kemungkinan 6%. Sementara itu, karyawan di Amazon dan Capital One mengatakan, tingkat PHK di pekerjaannya berkisar antara 6% hingga 15%.

Namun, beberapa pekerja Google juga percaya bahwa menjadi pekerja yang ‘berkinerja rendah’ saja tidak cukup untuk dijadikan alasan pemecatan dari pekerjaannya.

Google sebenarnya bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang berpotensi mem-PHK karyawan akhir-akhir ini. Pada Oktober 2024, TikTok telah memberhentikan ratusan karyawan. Sementara itu, ada rumor bahwa Tidal juga akan mengucapkan ‘selamat tinggal’ kepada 1/4 stafnya. (dmm)

 

Komentar

Iklan