Investor Makin Selektif Danai Startup di Indonesia

Jakarta, ID – Discovery/Shift, firma riset dan konsultan yang berfokus pada transformasi digital dan inovasi korporasi, memperkirakan investor akan lebih selektif dalam mendukung pendanaan startup yang memiliki fundamental bisnis yang kuat di Tanah Air.
Karena itu, untuk tetap bertahan dalam lanskap yang semakin kompetitif, startup di Tanah Air dituntut untuk berfokus pada efisiensi modal, kepatuhan regulasi, dan model bisnis yang berkelanjutan.
Walupun begitu, Indonesia tetap disebutnya menjadi salah satu ekosistem startup terbesar di Asia Tenggara di tengah tren pendanaan yang sedang menurun.
“Semakin terbatasnya dana yang tersedia di pasar membuat startup dituntut makin bijaksana dan kreatif dalam penyelenggaraan bisnis. Kesiapan fundamental dan rapinya tata kelola menjadi kunci agar bisnis bisa berlangsung secara berkelanjutan,” ujar Managing Partner Discovery/Shift Amir Karimuddin, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (24/2/2025).
Hal itu merupakan sebagian dari laporan tahunan Discovery/Shift yang berjudul Indonesia Startup Report 2025. Laporan memuat tentang lanskap startup di Indonesia, tren pendanaan, serta prospek teknologi yang berpotensi berkembang di tahun mendatang.
Laporan juga mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi oleh ekosistem startup sekaligus menyoroti peluang baru yang muncul di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pencapaian 2024
Sementara itu, terdapat sejumlah data dan temuan menarik dalam laporan tahunan Discovery/Shift yang berjudul Indonesia Startup Report 2025.
Pendanaan startup turun ke titik terendah sejak 2021
dengan total pendanaan startup di Indonesia pada 2024 tercatat US$1,1 miliar dalam 125 kesepakatan, turun drastis 61,14% dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global, suku bunga yang tinggi, serta pergeseran prioritas investor ke startup yang lebih berorientasi pada profitabilitas.
Sementara itu, meskipun terjadi penurunan pendanaan, sektor fintech tetap menjadi penerima investasi terbesar dengan total pendanaan mencapai US$459,5 juta.
Hal itu mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dalam layanan pembayaran digital, pinjaman online, dan insurtech.
Tahun 2024, Discovery/Shift juga mencatat 22 merger dan akuisisi besar, menunjukkan adanya pergeseran menuju konsolidasi pasar.
Beberapa penawaran saham perdana ke pubik (initial public offering/IPO) yang dilakukan pada era pandemi mengalami koreksi valuasi hingga 87%, menegaskan pergeseran fokus investor dari ekspansi agresif ke model bisnis yang lebih berkelanjutan. (dmm)