Ini Cara Lindungi Perangkat Rumah Pintar

Jakarta, ID – Kaspersky, perusahaan konsultan dan penyedia solusi sekuriti siber asal Rusia, berbagi tips dan cara melindungi perangkat rumah pintar (smart home) dari potensi kerentanan siber dan nyaman digunakan.
Asisten suara, robot dapur, lampu pintar, dan banyak perangkat cerdas lainnya kini mulai menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan rumah tangga, sehingga mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Diperkirakan pada 2028, lebih dari 33% rumah tangga di dunia diperkirakan dilengkapi sistem rumah pintar. Namun, dengan meningkatnya teknologi pintar, muncul kebutuhan perlindungan yang kuat terhadap potensi kerentanan siber,” ungkap Kaspersky, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (13/7/2025).
Konsep Rumah Pintar
Sistem rumah pintar mengintegrasikan berbagai perangkat, menciptakan lingkungan ‘hidup’, memungkinkan interaksi yang lancar antara gawai (smartphone) dan pengguna.
Biasanya, sistem rumah pintar memiliki hub atau pengontrol pusat, yang bertindak sebagai otak dari rumah pintar.
Sistem rumah pintar dapat mencakup berbagai macam perangkat dan peralatan seperti kamera, sensor, aktuator, dan beberapa gawai rumah tangga seperti kulkas, pemanggang roti, mesin cuci, hingga penyedot debu.
Perangkat-perangkat ini terhubung satu sama lain dan sistem lainnya melalui internet. Pengguna pun dapat memilih di antara berbagai opsi saat berinteraksi dengan rumah pintarnya.
1.Aplikasi seluler, yang memungkinkan pengguna mengontrol perangkat, mengatur jadwal, dan menerima notifikasi bahkan di luar rumah
2.Asisten suara, yang memungkinkan perintah suara untuk mengontrol perangkat
3.Portal web dan dasbor daring yang menyediakan akses ke pengaturan dan pemantauan perangkat setelah masuk ke akun pengguna.
Kemudahan
Kenyamanan dan kemudahan penggunaan merupakan keunggulan dan alasan utama orang memanfaatkan sistem rumah pintar.
Pengguna dapat mengatur waktu tertentu agar perangkat dapat melakukan tindakan, misalnya menyalakan lampu saat matahari terbenam.
Perangkat juga dapat diprogram untuk merespons peristiwa tertentu, seperti menyalakan termostat saat pengguna tiba di rumah.
Bahkan TV dengan teknologi bawaan dapat membantu pengguna menemukan hidangan dalam sebuah acara, mencarikan resepnya, lalu membandingkan produk yang dibutuhkan untuk persiapannya sesuai dengan stok di lemari es, dan membuat daftar belanja.
Internet dan Diretas
Terlepas dari keunggulan yang ditawarkan sistem rumah pintar, kelemahannya adalah koneksi internet.
Konektivitas semua perangkat ke jaringan Wi-Fi lokal serta kebutuhan untuk masuk ke akun pribadi membuat gawai pintar rentan terhadap peretasan.
Sudah ada contoh, ketika penyerang mendapatkan akses tidak sah ke robot penyedot debu Ecovacs untuk memata-matai pemiliknya dan mengganggu dengan mengeluarkan suara keras dan gerakan yang tidak terkendali.
Bahkan sistem kasur yang terhubung internet secara teori dapat dengan mudah diretas, sehingga gawai pengaturnya tersebut berpotensi tidak aman untuk digunakan.
Membayangkan barang-barang rumah tangga biasa setiap hari berpotensi berbagi data pribadi, mendengar, atau bahkan mengawasi pengguna system rumah pintar, memang terdengar menakutkan.