Ini Penjelasan Saham BALI Sebulan Naik 25%

Jakarta, ID – Saham PT Bali Towerindo Sentra Tbk, emiten penyedia usaha penyedia menara telekomunikasi dan jasa jaringan telekomunikasi di Tanah Air dengan kode saham BALI, telah menguat Rp315 (25,71%) ke level Rp1.540 dalam sebulan terakhir.
Melihat grafik perkembangan harga saham Bali Towerindo, pada 19 Mei 2025, saham BALI masih pada posisi Rp1.225 dan sempat cenderung flat melemah tipis ke level Rp1.210 tanggal 27 Mei 2025.
Setelah itu, saham Bali Towerindo memasuki masa naik secara perlahan ke Rp1.300 pada 28 Mei, Rp1330 tanggal 2 Juni, Rp1.450 pada 3 Juni, serta Rp1.510 pada 4 Juni. Kemudian, sahamnya sempat turun konsolidasi ke Rp 1.415 tanggal 11 Juni.
Lalu, saham BALI kembali melambung dengan perlahan ke Rp1.440 pada 12 Juni serta mencapai puncak tertingginya dalam sebulan terakhir ke Rp1.635 hari Jumat (13/6/2025) pekan lalu.
Kemudian, sahamnya konsolidasi sedikit melemah ke posisi harga Rp1.565 pada hari Senin (16/6/2025), dan kembali melemah, ke penutupan Rp1.540 pada perdagangan Selasa (17/6/2025) kemarin.
Karena pergerakan Saham BALI yang dalam tren menguat dalam sebulan terakhir, manajemen Bursa Efek Indonesia pun mempertanyakannya karena dipicu oleh sentimen positif apa.
“Apakah perseroan (Bali Towerindo) mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal?” tanya Bursa Efek Indonesia, dikutip InfoDigital.co.id, Rabu (18/6/2025).
Penyebab Saham Menguat
Namun, jawaban manajemen Bali Towerindo cukup mengejutkan. Karena, tidak ada satu pun sentimen positif yang menjadi alasan dari internal perseroan, kenapa saham BALI dalam tren menguat sebulan terakhir.
“Perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal,” ungkap Corporate Secretary, Wakil Direktur Utama, dan Direktur Keuangan Bali Towerindo Lily Hidayat.
Lily juga menjelaskan, sampai dengan tanggal surat jawaban ke BEI tersebut dibuat, Selasa (17/6/2025) siang, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
Begitu juga, dalam waktu tiga bulan ke depan atau dalam waktu dekat, Bali Towerindo belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan/aksi korporasi.
Manajemen perseroan juga telah melakukan konfirmasi kepada pemegang saham mayoritas/utama, sampai dengan tanggal surat tersebut, tidak terdapat rencana apa pun terkait dengan kepemilikan sahamnya.
Khusus pada perdagangan Selasa (17/6/2025), saham BALI melemah Rp25 (1,60%) ke penutupan Rp1.540 yang juga menjadi level terendahnya. Saham BALI dibuka dari Rp1.656 dan sempat ke posisi tertinggi Rp1.595.
Kinerja Keuangan dan Private Placement
Belum jelas, apakah tren kenaikan saham BALI dalam sebulan terakhir karena ekspektasi terhadap kinerja keuangan kuartal II-2025 atau semester I-2025 yang kinclong melihat dari pencapaian kuartal I-2025.
Seperti diketahui, Bali Towerindo mampu membukukan laba bersih tahun berjalan mencapai Rp48,99 triliun pada kuartal I-2025.
Nilai laba Bali Towerindo tersebut meningkat Rp10,25 miliar (26,35%) dibandingkan pencapaian pada kuartal I-2024 (year on year/YoY) senilai Rp38,74 miliar.
Laba Bali Towerindo diperoleh dari pendapatan usaha senilai Rp306,43 miliar setelah dikurangi dengan beban pokok pendapatan, biaya lain-lain, serta pajak final atas penghasilan.
Sementara itu, sejak April 2025, Bali Towerindo telah menargetkan perolehan dana Rp500 miliar dari private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) 393.459.250 saham baru.
Target dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja perseroan Rp100 miliar, belanja modal (capital expenditure/capex) Rp100 miliar, dan pelunasan sebagian saldo utang bank perseroan sebesar Rp300 miliar.
Namun, belum ada perkembangan informasi adanya investor startegis yang mau masuk. (bdm)