Ini 3 Unicorn Baru di Asia Tenggara
Jakarta, ID – Sebanyak 3 startup menjadi unicorn baru di kawasan Asia Tenggara pada semester I-2025, yakni Ashita Group (Malaysia), Thunes (Singapura), serta Sygnum yang berkantor pusat di Singapura dan Swiss.
Kali ini, tak ada satu pun unicorn baru muncul di Indonesia. Hal ini bisa dimengerti karena pendanaan startup Indonesia menjadi yang terpuruk di Asia Tenggara dan di tengah upaya mengembalikan kepercayaan investor.
Status unicorn didefinisikan bagi startup dengan nilai valuasi perusahaan menyentuh minimal US$ 1 miliar atau sekitar Rp16 triliunan. Pada umumnya, status unicorn ditopang oleh suntikan pendanaan besar investor dan perkembangan bisnisnya.
Di tengah pendanaan yang masih sulit, Ashita Group, Thunes, dan Sygnum justru mendapatkan kepercayaan investor. Ini artinya, mereka punya prospek bisnis yang menjajikan, sehingga mendapatkan suntikan modal untuk eskpansi.
1. Ashita Group
Sementara itu, unicorn baru Ashita Group dari Malaysia mampu mengamankan pendanaan ekuitas terbesar di Asia Tenggara pada semester I-2025.
Perusahaan mengumpulkan modal US$155 juta dari perusahaan modal ventura (ventures capitral/VC) yang dipimpin oleh AEI Capital Group dan LDA Capital.
“Perusahaan perdagangan B2B2C ini berencana menggunakan dana tersebut untuk mendorong ekspansi regional menjelang pencatatan saham perdana (IPO di bursa efek),” ungkap DealStreetAsia dan Kickstart Ventures, dikutip InfoDigital.co.id, Minggu (28/9/2025).
2. Thunes
Tak jauh di belakangnya, perusahaan pembayaran lintas batas yang berbasis di Singapura, Thunes, mengamankan pendanaan Seri D sebesar US$150 juta pada semester I-2025.
Thunes mendapatkan pendanaan Seri D tersebut yang dipimpin oleh investor perusahaan modal ventura Apis Partners dan Vitruvian Partners.
“Karena itu, valuasi Thunes setelah pendanaan mencapai US$1,42 miliar, menurut perhitungan kami,” jelas DealStreetAsia dan Kickstart Ventures.
Putaran pendanaan yang dipimpin oleh Apis Partners dan Vitruvian Partners tersebut diharapkan akan mempercepat peningkatan skala global perusahaan, terutama di Amerika Serikat (AS).
3. Sygnum
Terakhir, pada bulan Januari 2025, grup perbankan aset digital Sygnum, yang berkantor pusat di Singapura dan Swiss, juga mengukuhkan status unicorn dengan putaran pendanaan senilai US$58 juta yang kelebihan permintaan.
Sygnum mendapatkan pendanaan dari perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Fulgur Ventures.
Berdasarkan pelacakan DealStreetAsia dan Kickstart Ventures, kini terdapat 58 startup yang menyandang unicorn di Asia Tenggara. Ini termasuk tambahan 3 unicorn baru tersebut, yakni Ashita Group (Malaysia), Thunes (Singapura), serta Sygnum (Singapura).
“58 perusahaan (startup) yang didukung oleh VC atau ekuitas pertumbuhan di Asia Tenggara kini telah melampaui tanda valuasi US$1 miliar (unicorn) dalam perjalanan sebagai perusahaan swasta (startup),” jelas DealStreetAsia dan Kickstart Ventures.
Dari 58 unicorn di Asia Tenggara, Indonesia mengumbang tak kurang dari 10. Beberapa di antaranya Gojek, Gopey, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO, J&T Express, Xendit, Blibli, Kopi Kenangan, dan DANA. (bdm)
10 Unicorn Baru di Asia Tenggara
No | Startup | Negara | Seri | Pendanaan US$ Juta | Bisnis |
1. | Ashita Group | Malaysia | Growth equity | 155 juta | E-commerce |
2. | Thunes | Singapura | Seri D | 150 juta | Fintech |
3. | Sygnum | Singapura | Venture – Unclassified | 58 juta | Fintech |
Sumber: DealStreetAsia dan Kickstart Ventures, September 2025
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now