Anak Perlu Didorong Aktif di Ruang Digital Terbuka

Jakarta, ID – Kaspesky menyebut bahwa 61% anak-anak dan remaja mendapatkan perangkat pertamanya ketika berusia 8-12 tahun, atau sangat dini. Orang tua dan dewasa pun perlu mendorong mereka aktif di ruang digital yang terbuka dan positif.
Sebab, tak jarang, anak daa remaja cenderung masuk ke ruang digital yang tertutup/isolasi digital yang eksklusif serta menggunakan identitas palsu/anonim untuk bersembunyi jika ruang digital yang terbuka kurang nyaman baginya.
“Sementara iu, untuk mendorong beralih dari isolasi digital ke dialog digital, orang tua perlu memberi perhatian khusus dalam membangun hubungan yang membuat remaja merasa nyaman untuk berbicara saat terjadi kesalahan secara daring,” ungkap Kaspersky, dikutip InfoDigital.co.id, Sabtu (12/4/2025).
Kasperky mengingatkan, betapa berbahayanya ruang isolasi digital bagi anak-anak dan remaja. Karena ruang tertutup, potensi dampak negatifnya lebih besar bagi anak dan remaja yang bergabung di dalamnya.
Dari tautan phishing hingga pesan mencurigakan, atau kontak yang tidak diinginkan hingga konten berbahaya bisa ditemukan oleh anak dan remaja. Sementara itu, orang tua pun tak bisa memantaunya.
“Deteksi dini bergantung pada, apakah seorang anak dan remaja merasa cukup aman untuk mengatakan, ‘Sesuatu terjadi’,” ungkap Kaspersky.
Dialog dan Kontrol Orang Tua
Dialog dan ruang yang nyaman bagi anak-anak, baik di ruang digital maupu luar jaringan (offline), pun perlu diciptakan oleh orang tua dan dewasa. Ini diperlukan agar mereka tidak lari ke ruang digital yang tertutup.
Namun, dialog saja juga tidak selalu cukup, terutama saat orang tua yang tidak tahu apa yang harus dicari. Di sinilah, aplikasi kontrol orang tua dapat membantu.
Aplikasi kontrol bisa mendukung orang tua dengan wawasan waktu nyata, peringatan tentang perilaku berisiko, dan alat pintar untuk membantu keluarga tetap mendapat informasi, tanpa melewati batas pengawasan digital.
Jika dipadukan dengan kepercayaan dan komunikasi terbuka, aplikasi control orang tua bisa menjadi cara yang ampuh untuk tetap terhubung dengan dunia daring anak Anda dan melakukan intervensi sebelum risiko siber meningkat. (bdm)