Jakarta, ID – PT Bali Towerindo Sentra Tbk (berkode saham BALI) memberikan corporate guarantee dan cash defisit guarantee kepada anak usahanya, PT Paramitra Intimega (PIM), atas fasilitas kredit atau utang dari PT Bank Mandiri (Persero) senilai Tbk Rp 320.000.000.000.
Dana tersebut digunakan oleh PIM guna pembiayaan belanja modal (capital expenditure/capex) proyek VSAT Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (Bakti). Bali Towerindo merupakan pemilik saham PIM sebesar 99,9%.
Emiten telko Bali Towerindo Sentra memiliki bidang usaha penyedia menara telekomunikasi serta jasa dan jaringan telekomunikasi di Tanah Air. Sedangkan tanggal kejadian tersebut pada Kamis (26/9/2024).
“Pemberian corporate guarantee dan cash defisit cuarantee dari Bali Towerindo untuk PIM sehubungan dengan fasilitas kredit pada Bank Mandiri,” ujar Corporate Secretary Bali Towerindo Lily Hidayat, dalam laporan ke Bursa Efek Indonesia, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (30/9/2024).
Corporate guarantee adalah jaminan yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak lain untuk memenuhi kewajiban debitur jika tidak memenuhinya. Jaminan ini bisa berupa surat pernyataan tertulis dari perusahaan.
Sementara itu, cash deficit guarantee merupakan mekanisme yang melindungi kreditur dari risiko defisit kas peminjam pada berbagai fasilitas kredit. Ini menjadi jaminan pembayaran kredit meskipun ada penurunan arus kas peminjam.
“Jenis fasilitas term loan 1 limit kredit Rp 320.000.000.000 dengan jangka waktu 60 bulan terhitung mulai penarikan pertama kredit,” tutur Lily.
Sukuk Siap Dilunasi
Pada saat yang sama, Bali Towerindo juga menginformasikan kesiapan dana untuk pelunasan pokok Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II Bali Towerindo Sentra Tahun 2023 karena sudah akan jatuh tempo.
“Perusahaan berencana melunasi pokok Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bali Towerindo Sentra Tahap II Tahun 2023, yaitu sebesar Rp 425.000.000.000 pada tanggal 21 Oktober 2024,” imbuh Lily.
Dana pembayaran sukuk dari fasilitas kredit dengan Bank Mandiri dengan jangka waktu 60 bulan terhitung mulai penarikan pertama kredit. Agunan kredit dengan joint collateral dengan seluruh fasilitas eksisting perseroan dengan klausul cross default.
Menurut dia, ketersediaan dana pembayaran sukuk itu tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha perusahaan pada saat ini.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat (27/9/2024), saham BALI benar-benar bergerak flat ditutup pada level Rp 805, dengan harga pembukaan, level terendah, dan tertinggi sama dengan penutupannya. (bdm)