Infodigital.co.id

AI Diharapkan Dekatkan Layanan Publik

Menkomdigi Meutya Hafid berbicara AI. (Dok Kemkomdigi)

Jakarta, ID – Pengembangan dan pemanfaatan teknologi  kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Indonesia diharapkan bisa makin meningkatkan layanan publik dan membuka akses pertumbuhan rakyat.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan bahwa pengembangan AI di Tanah Air  tidak boleh sekadar mengejar kecanggihan teknologi, melainkan juga harus berorientasi pada kemanfaatan publik.

Karena itu, pengembangan AI harus untuk mendekatkan layanan publik, mendorong kebijakan yang lebih responsif, serta membuka lebih banyak pintu bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang.

Hal itu disampaikan saat peluncuran model bahasa lokal Sahabat-AI oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo Group) dan PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison) di Museum Nasional, Jakarta Pusat.

“AI harus membuat layanan publik lebih dekat, membuat kebijakan lebih responsif, dan membuka lebih banyak pintu bagi masyarakat untuk tumbuh,” tegas Meutya, dikutip InfoDigital.co.id, Selasa (3/6/2025).

Sementara itu, model Sahabat-AI 70B dengan 70 miliar parameter telah dikembangkan sebagai model bahasa berbasis AI dengan pendekatan open source dan konteks keindonesiaan.

Meskipun diluncurkan oleh swasta, Meutya memanfaatkan momentum tersebut untuk menyampaikan arah kebijakan digital dan AI nasional yang berakar pada nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong-royong.

“Semangat sumber terbuka pada dasarnya sangat relevan dengan gotong-royong. Kekuatan tidak terletak pada siapa yang paling cepat, tetapi pada siapa yang paling peduli,” ujarnya.

Menkomdigi juga menekankan bahwa teknologi yang kuat harus dibangun bersama dengan nilai, akses, dan kolaborasi. AI di Indonesia pun harus mencerminkan karakter bangsa, bukan sekadar meniru model dari luar.

Ia juga menyoroti bahwa semangat gotong-royong hidup dalam istilah lokal di berbagai daerah, dari sambatan di Jawa, ngayah di Bali, marsiadapari di Batak, hingga sabilulungan di Sunda, sebagai bukti bahwa nilai kebersamaan adalah fondasi digital Indonesia.

“Beragam nama tapi satu makna. Ini adalah ciri khas Indonesia, saling menopang dan saling menguatkan,” ucapnya.

Kebijakan AI Nasional

Pada kesempatan itu, Meutya juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyusun Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional yang dijadwalkan selesai pada Juni 2025.

Peta jalan tersebut akan menjadi pedoman utama dalam pengembangan teknologi AI nasional yang inklusif dan berbasis etika.

Ia juga mencatat bahwa investasi global di bidang AI generatif telah meningkat dari US$4 miliar pada 2021 menjadi US$25 miliar tahun 2025. Indonesia pun tidak ingin sekadar menjadi pengguna, melainkan juga pencipta dan pengarah AI yang berakar dari kebutuhan rakyat.

“Dengan hadirnya Sahabat-AI 70B melalui 70 miliar parameter, kita harapkan ini bisa menjadikan Indonesia sekelas dengan model-model global dari berbagai negara. Kita boleh memberikan aplaus untuk itu,” ujar Meutya.

Sementara itu, peluncuran Sahabat-AI turut dihadiri Wakil Menkomdigi Nezar Patria, Dirjen Ekosistem Digital Edwin Hidayat Abdullah, Kepala BPSDM Kekmomdigi Bonifasius Wahyu Pudjianto, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan.

Selanjutnya, Wamen PANRB Purwadi Arianto, Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, Sri Paduka Mangkunegara X Gusti Bhre, serta jajaran pimpinan GoTo dan Indosat. (dmm)

Komentar

Iklan