Trump Nyatakan AS akan Beli 50% Saham TikTok

Jakarta, ID – Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump kembali menyampaikan janjinya untuk ‘menyelamatkan TikTok dari UU yang melarangnya melalui usaha patungan dengan AS. Bahkan, dia menjanjikan AS akan beli 50% saham TikTok.
Hal itu disampaikan Trump pada kampanye kemenangan sehari sebelum dirinya dilantik menjadi presiden (Minggu, 19/1/2025) waktu AS. Trump akan dilantik menjadi presiden, Senin (20/1/2025) waktu AS.
“Jadi saya katakan, saya akan menyetujuinya, tetapi biarkan Amerika Serikat memiliki 50% TikTok. Saya menyetujuinya atas nama Amerika Serikat,” ujar Trump, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (20/1/2025).
Seiring dengan itu, Trump pun langsung meminta TikTok untuk beroperasi kembali di AS pada Minggu siang tersebut, atau hanya sekitar lebih dari setengah hari setelah berhenti operasi sejak Minggu, pukul 00.00 waktu AS.
Hanya saja, menurut The Verge, rencana tersebut tampaknya tidak mematuhi persyaratan hukum untuk divestasi Tiktok. Karena, Trump mestinya mengamendemen dulu UU yang melarang TikTok di AS.
Karena itu, mitra dan penyedia layanan TikTok, seperti Apple, Google, dan Oracle, pun belum menampilkan TikTok di toko aplikasinya. Karena, mereka khawatir bisa didenda ratusan miliar dolar AS jika melanggar UU.
Meski begitu, setidaknya, beberapa penyedia layanan TikTok tampaknya mengandalkan janji Trump, walaupun substansinya masih sumir dan belum jelas.
Hal yang juga dipertanyakan, Trump mengusulkan usaha patungan, di mana Pemerintah AS memiliki 50% saham TikTok. Hal itu pun bisa menimbulkan sejumlah masalah Amandemen Pertama.
Karena, moderasi konten apa pun hanya dapat dilakukan sebagai tindakan/melibatkan pemerintah. Di sisi lain, konstitusi AS melarang pemerintah (bukan perusahaan swasta) melanggar kebebasan berbicara.
Janji dan Balas Budi Trump
Walau tidak sepenuhnya jelas, Trump mengatakan AS akan mengambil saham TikTok. Trump juga mengindikasikan bahwa TikTok akan memiliki mitra di Pemerintah AS.
“Dan, mereka (TikTok) akan memiliki banyak penawar, dan Amerika Serikat akan melakukan apa yang kami sebut usaha patungan,” ungkap Trump.
Dia juga mengklaim tidak ada risiko bagi AS karena tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun. Yang Pemerintah AS lakukan hanyalah memberi TikTok persetujuan.
Trump juga menegaskan kembali, gagasan itu disampaikan, dan menyukai TikTok karena telah membantu kampanyenya dalam mengantarkannya ke kursi presiden kedua kalinya.
Dia memuji stafnya yang berusia 21 tahun, yang dijuluki ‘TikTok Jack’, karena membantunya menggunakan aplikasi TikTok yang membantunya memenangi hati para pemilih muda. Hal ini pertama berhasil dilakukan oleh Partai Republik, partai di mana Trump bernaung.
Seperti diberitakan sebelumnya, UU yang dibuat era Presiden Joe Biden memaksa TikTok harus melepaskan diri (divestasi) dari perusahaan induknya, ByteDance di China. Sebuah langkah pertama yang menjadi ujian bagi Trump setelah dilantik.
Bahkan, pada masa periode pertama menjadi Presiden AS, 20 Januari 2017-20 Januari 2021, Trump juga masih menginginkan hal tersebut. Dia ingin divestasi TikTok ke perusahaan AS agar ‘menghilangkan kemungkinan pintu belakang’ bagi Pemerintah China untuk mengakses data AS.
Tapi sejak akhir 2024 lalu, Trump telah melunak. Dia mengatakan bahwa, “Terus terang, kami tidak punya pilihan lain, kami harus menyelamatkannya (TikTok), banyak pekerjaan (yang mesti diselematkan),” ungkap Trump. (bdm)