Infodigital.co.id

Waspada, Ada Aplikasi Bahaya Nyamar VPN

Ilustrasi berbahaya dan ruwetnya gunakan VPN gratis jika tak hati-hati. (Kaspersky)

Jakarta, ID – Awas, hati-hati gunakan virtual private network (VPN) gratis. Pada kuartal III- 2024, para ahli Kaspersky menemukan jumlah pengguna VPN gratis palsu telah meningkat 2,5 kali lipat di Kawasan Asia-Pasifik dibandingkan dengan kuartal II-2024.

Namun, aplikasi VPN tersebut ternyata sebagian sebenarnya program/aplikasi berbahaya (malware) yang berpotensi digunakan oleh penjahat siber. Lonjakan ini terus berlanjut hingga kuartal IV ini.

VPN merupakan layanan yang dimaksudkan untuk menawarkan keamanan dan privasi kepada pengguna dengan menyembunyikan alamat IP mereka ketika mengakses internet.

Permintaan aplikasi VPN di semua platform, termasuk ponsel pintar dan komputer, pun terus meningkat. Apalagi, pengguna cenderung berpikir VPN yang didapatnya aman walaupun gratis.

“Pengguna cenderung percaya bahwa jika mereka menemukan aplikasi VPN di toko resmi, seperti Google Play, aplikasi tersebut aman dan dapat digunakan untuk mendapatkan konten yang awalnya tidak tersedia di lokasi mereka,” komentar Pakar Keamanan di Kaspersky Vasily Kolesnikov, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (22/11/2023).

Mereka juga berpikir akan lebih baik jika layanan VPN gratis. Namun, hal ini seringkali berakhir menjadi jebakan, seperti yang dibuktikan oleh kasus-kasus terkini dan statistik Kaspersky yang menunjukkan lonjakan kasus aplikasi VPN berbahaya.

“Agar tetap aman, pengguna harus tetap waspada terhadap ancaman ini dan menggunakan solusi keamanan, beserta layanan VPN yang andal dan tepercaya,” tambahnya.

Kasus Botnet

Menurut data Kaspersky, pada Mei 2024, penegak hukum telah membongkar botnet (jaringan perangkat komputer yang dibajak) yang dikenal sebagai 911 S5.

Beberapa layanan VPN gratis (MaskVPN, DewVPN, PaladinVPN, ProxyGate, ShieldVPN, dan ShineVPN) digunakan untuk membuat botnet  dan membuatnya jadi sarana kejahatan.

Pengguna yang memasang aplikasi VPN tersebut secara tak sadar ‘telah mengubah perangkat mereka menjadi server proxy yang menyalurkan lalu lintas milik orang lain’.

Jaringan berbahaya itu pun sampai menjangkau 19 juta alamat IP unik di lebih dari 190 negara di seluruh dunia, menjadikannya botnet terbesar yang pernah dibuat.

Admin botnet menjual akses ke server proxy yang terpasang di perangkat pengguna dengan aplikasi terinfeksi ke penjahat siber lain. Selanjutnya, skema ini digunakan untuk serangan dunia maya, pencucian uang, dan penipuan massal.

Tips Hindari

Untuk menghindari ancaman dan menjelajah web dengan aman, Kaspersky pun menyarankan tiga tips terkait produknya sebagai berikut.

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan