Program Desa Digital Jangkau 4.132 Desa

Jakarta, ID – Hingga Juli 2025, program 10.000 Desa Digital yang dijalankan Kemkomdigi (Bakti) telah menjangkau 4.132 desa di area tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, pembangunan 7.500 menara base transceiver station (BTS) telah memperluas layanan internet 4G ke wilayah nonkomersial yang juga merupakan area 3T.
Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), terus berupaya untuk mewujudkan model transformasi digital yang insklusif bagi yang bisa dirasakan masyarakat Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan bahwa pembangunan digital harus menjangkau seluruh warga negara tanpa terkecuali.
“Konektivitas digital adalah hak semua orang, bukan hak istimewa segelintir kelompok. Internet harus hadir di perdesaan, perkotaan, hingga daerah terpencil,” ujar Meutya, dalam diskusi panel bertajuk The Role of Governments and all Stakeholders in the Promotion of ICTs for Development pada gelaran Leaders TalkX di Jenewa, Swiss, Rabu (9/7/2025).
Dia menegaskan bahwa pendekatan Indonesia mengintegrasikan pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan literasi digital sebagai satu model yang bisa direplikasi oleh negara lain.
Pencapaian
Dia menjelaskan, hingga Juli 2025, program 10.000 Desa Digital yang dijalankan Kemkomdigi, melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), telah menjangkau 4.132 desa di wilayah 3T, sehingga menghubungkan lebih dari 3,8 juta warga ke layanan digital untuk pertama kalinya.
Selain itu, pembangunan 7.500 menara BTS telah memperluas layanan internet 4G ke wilayah nonkomersial. Sementara itu, jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring kini menjangkau seluruh provinsi.
“Target kami, 90% populasi Indonesia terkoneksi dengan internet pita lebar pada 2030, dan 100% tahun 2045. Ini bagian dari Visi Indonesia Digital 2045,” jelas Meutya, dikutip InfoDigital.co.id.
Indonesia juga tengah memperkuat fondasi digital melalui pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) dan program pengembangan talenta digital seperti Digital Talent Scholarship dan Gerakan Nasional Literasi Digital.
Forum tersebut dihadiri para menteri dan pejabat tinggi dari berbagai negara sahabat, termasuk Kamboja, Ghana, Iran, Rusia, Guinea, Somalia, dan Turki.
Kehadiran mereka dinilai mencerminkan pengakuan internasional terhadap keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan pembangunan digital yang inklusif dan berkelanjutan. (bdm)