Infodigital.co.id

Cakap Hadirkan Program Lulusan Siap Kerja

Ilustrasi industri makin butuh lulusan pendidikan siap kerja. (Dok Cakap)

Jakarta, ID – Cakap, perusahaan di bidang pendidikan berbasis teknologi (educational technology/edtech) Indonesia yang mengembangkan platform pembelajaran upskill, menghadirkan program siap kerja Internship Bootcamp.

Internship Bootcamp  merupakan bagian dari Cakap Career Hub. Program ini menargetkan mahasiswa tingkat akhir dan lulusan baru yang ingin memperoleh pengalaman kerja riil di bidang seperti Digital Marketing, Sales, hingga Product Management.

Melalui kombinasi pembelajaran hybrid, project-based learning, dan mentoring, peserta pun dapat mengasah keterampilan sekaligus membangun portofolio yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Internship Bootcamp ini dirancang bukan hanya sebagai jembatan ke dunia kerja, tetapi juga sebagai ruang belajar yang aplikatif dan bermakna,” ujar ujar Head of Education Cakap Veronica Banister, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (16/6/2025).

Dengan bimbingan mentor profesional dan pengalaman proyek nyata, lanjut dia, peserta akan mendapatkan bekal keterampilan sekaligus kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan karier.

“Program ini menjadi langkah awal yang solid, bukan sekedar magang biasa,” imbuhnya.

Dengan metode belajar yang lebih adaptif dan biaya yang terjangkau, program tersebut diharapkan menjadi solusi transisi yang efektif dari dunia pendidikan ke dunia profesional.

Para peserta pun tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis. Mereka juga akan mendapatkan pembekalan soft skill dan akses ke ekosistem karier yang lebih luas.

Atasi Skill Gap

Program Internship Bootcamp dari Cakap itu dihadirkan karena melihat fenomena kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki lulusan  pendidikan formal dan kebutuhan industri (skill gap).

Data dari World Economic Forum (WEF) 2024 pun menyebutkan bahwa lebih dari 60% perusahaan global mengaku kesulitan menemukan kandidat dengan kemampuan yang relevan.

Di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan juga mencatat, pengembangan perangkat lunak, analisis data, spesialis pemasaran, dan konten digital merupakan yang paling banyak dibutuhkan seiring fenomena tersebut.

Sementara itu, Nadiem Makarim, saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pernah menyampaikan bahwa sekitar 80% lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak bekerja di bidang sesuai dengan jurusannya.

Pernyataan tersebut mencerminkan ketidaksesuaian antara sistem pendidikan tinggi dan kebutuhan nyata industri sekarang. Salah satu penyebab utamanya, laju perubahan industri yang lebih cepat dibandingkan adaptasi sistem pendidikan formal.

Perusahaan kini menuntut kandidat yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu bekerja secara kolaboratif, memecahkan masalah secara praktis, berkomunikasi secara efektif, serta memahami ritme kerja profesional.

Menjawab tantangan tersebut, pendekatan pembelajaran untuk menyiapkan talenta siap kerja kini yang diperlukan pun makin beragam dan adaptif.

Metode seperti kelas daring interaktif (webinar), pembelajaran mandiri berbasis modul (self-paced), hingga proyek kolaboratif yang mensimulasikan dunia kerja nyata menjadi pilihan banyak platform dalam menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan industri.

Pendekatan tersebut memungkinkan peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis yang dibutuhkan di lapangan melalui bimbingan langsung dari para profesional. (dmm)

Komentar

Iklan