Infodigital.co.id

Transformasi Digital dan Diversifikasi Kredit Pilar Kinerja BNI pada Semester I-2025

Gedung Kantor Pusat BNI di Jakarta. (Dok BNI)

Jakarta, IDPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan kinerja positif pada semester I-2025. Hal ini dicapai dengan bertumpu pada tiga pilar strategis, yakni transformasi digital, penguatan dukungan terhadap UMKM, dan diversifikasi portofolio kredit.

Kinerja BNI tersebut tercermin dari pertumbuhan dana CASA yang solid, diversifikasi pembiayaan, serta kinerja profitabilitas dan permodalan yang stabil.

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi fondasi penting dalam memperkuat struktur pendanaan dan layanan nasabah.

“Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya CASA mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi dan transformasi cabang BNI,” ujar Paolo, dikutip InfoDigital.co.id, Senin (8/9/2025).

Pada paruh pertama tahun 2025 ini, BNI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 16,5% dibandingkan setahun lalu (year on year/YoY) menjadi Rp900 triliun, didominasi oleh peningkatan dana murah atau CASA yang tumbuh pesat 18,7% YoY menjadi Rp647,6 triliun.

Pertumbuhan rekening giro sebesar 25,1% YoY dan tabungan 10,5% YoY mendorong peningkatan rasio CASA menjadi 72,0%, atau naik dari 70,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini memperkuat likuiditas dan efisiensi struktur pendanaan, yang menjadi modal penting bagi ekspansi kredit BNI ke depan.

Transformasi digital BNI pun menunjukkan hasil yang signifikan. Aplikasi wondr by BNI yang diluncurkan pada Juli 2024 telah mencatatkan pertumbuhan pengguna hingga 8,6 juta per Juni 2025 dengan pertumbuhan volume transaksi yang mencapai 68% YoY.

Selain itu, wondr kini dapat digunakan dalam skala global. BNI juga baru me-launching fitur baru, yaitu multicurrency, sehingga nasabah kini pun bisa bertransaksi dalam berbagai mata uang asing secara lebih mudah. Ada juga fitur baru QRIS crossborder yang dapat digunakan nasabah dalam melakukan pembayaran di luar negeri menggunakan wondr dengan lebih praktis.

Sementara itu, kanal digital untuk nasabah wholesale, yaitu BNIdirect, membukukan nilai transaksi Rp5.246 triliun hingga akhir semester I-2025, atau naik 31,1% secara YoY.

Peningkatan tersebut tidak lepas dari transformasi platform BNIdirect yang kini lebih simpel, cepat, dan personal, serta mendukung UMKM dengan fitur-fitur, seperti real-time cash visibility, single authorization, hingga kemudahan dalam bertransaksi. Hasilnya, saldo giro transaksional meningkat signifikan 18% YoY.

Ekspansi Bisnis dan Optimalisasi

Dari sisi ekspansi bisnis, BNI mencatat total penyaluran kredit sebesar Rp778,7 triliun, atau tumbuh 7,1% YoY hingga akhir Juni 2025. Pencapaian ini didukung oleh diversifikasi portofolio yang terlihat dari kontribusi berbagai segmen, mulai dari korporasi, konsumer, komersial, hingga UMKM.

Kredit pada segmen korporasi dan konsumer masih menjadi kontributor utama pertumbuhan. Untuk Kredit korporasi, tercatat naik 10,4% YoY menjadi Rp435,8 triliun, didorong oleh pembiayaan kepada swasta, BUMN, dan institusi pemerintah.

Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 10,7% YoY menjadi Rp147,0 triliun, terutama dari personal loan (  tumbuh 11,7% YoY) dan KPR ( tumbuh 9,9% YoY).

Sebagai support BNI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan dalam upaya membangun portfolio aset yang lebih optimal, BNI memiliki strategi dalam kembali menumbuhkan segmen UMKM dengan tetap mengedepanklan manajemen risiko yang prudent.

Implementasi sistem credit scoring pada segmen UMKM yang telah BNI terapkan telah menunjukkan hasil positif dalam perbaikan kualitas aset.

Hingga akhir Juni 2025, penyaluran kredit UMKM, selain KUR, menunjukkan pertumbuhan yang sehat sebesar 9,2% YoY menjadi Rp44,4 triliun. Ke depan, segmen UMKM dan komersial BNI diharapkan dapat tumbuh secara berkelanjutan dan profitable dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Kredit komersial juga mulai menunjukkan momentum positif dengan pertumbuhan 5,5% YoY. Sementara itu, anak perusahaan BNI membukukan pertumbuhan kredit 27,1% YoY menjadi Rp17,2 triliun yang mencerminkan penguatan sinergi grup.

Pengelolaan risiko yang disiplin dan akselerasi kredit di segmen berisiko rendah juga tercermin dari kualitas aset BNI yang terus membaik. Non-Performing Loan (NPL) turun menjadi 1,9% dan Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 11,0%, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat ditekan di level 1%.

Kombinasi dari transformasi digital dan diversifikasi portofolio kredit pun mengantarkan BNI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun pada semester I-2025. Rasio permodalan juga berada pada level sehat dengan CAR mencapai 21,1%.  Sedangkan  LDR di jaga di level yang sehat untuk dapat mengoptimalkan pertumbuhan DPK dan kredit hingga sisa tahun 2025.

“Dengan fundamental yang kuat dan fokus pada sektor produktif, kami optimistis dapat memperluas kapasitas ekspansi kredit di semester kedua 2025 sekaligus menjaga kualitas aset dan profitabilitas yang berkelanjutan,” tutup Paolo. (dmm)

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar

Iklan