Infodigital.co.id

Tony Blair Ingin Majukan AI, e-SIM, dan Talenta Digital RI

Tony Blair dan Menkomdigi Meutya Hafid. (Dok Kemkomdigi)

Jakarta, ID – Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, melalui Tony Blair Institute (TBI), ingin berkontribusi dalam upaya pengembangan kecerdasan buatan (AI), penerapan teknologi embedded subscriber identity module (e-SIM), serta percepatan pembangunan talenta digital Indonesia (RI).

Hal itu disampaikan oleh Tony Blair bersama pimpinan TBI Indonesia Suhaillah Fabya Haqim saat bertemu Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Jakarta, Senin (21/4/2025).

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kolaborasi jangka panjang untuk mewujudkan transformasi digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.

Tony Blair mengatakan, infrastruktur digital dan model AI akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap bagaimana pemerintah dan masyarakat beroperasi di era modern ini.

“Situasi ini hampir serupa dengan revolusi industri di abad ke-19, di mana negara-negara yang berpartisipasi dalam revolusi industri dapat berkembang lebih cepat dibandingkan negara-negara lain,” ucap Tony Blair, dikutip InfoDigital.co.id.

TBI pun siap mendukung Indonesia untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi digital yang matang dan tepat sasaran agar tidak ketinggalan zaman.

“Kami dari TBI akan terus mendukung peran dari Kemkomdigi dalam mempercepat layanan pemerintahan yang berbasis digital untuk kemudahan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,” imbuh Shuhaela Haqim.

Pertemuan itu pun menandai dimulainya babak baru kerja sama TBI dalam membangun ekosistem digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

“Kami siap menerima masukan dan bekerja sama dengan Tony Blair Institute demi menghadirkan solusi yang konkret dan berdampak langsung bagi masyarakat,” ujar Meutya Hafid.

Sejak Tahun 2024

TBI telah menjadi mitra strategis Kemkomdigi sejak 2024, termasuk dalam penyusunan rencana induk Pusat Data Nasional (PDN) dan strategi lima tahun untuk Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika.

Dalam struktur baru pascarestrukturisasi, kerja sama tersebut diperluas untuk mendukung empat pilar digital Kemkomdigi, yakni  infrastruktur, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan pengawasan ruang digital.

Pertemuan juga menyentuh pentingnya mempercepat adopsi e-SIM yang terintegrasi dengan verifikasi biometrik dan data kependudukan. Teknologi ini diyakini memperkuat keamanan data dan mempercepat transformasi layanan publik di Indonesia.

“Tadi baru pertemuan awal, dan selanjutnya, tim kami bersama tim TBI akan membahas lebih lanjut isu-isu strategis tersebut. Kami segera menentukan area prioritas yang dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama nyata,” lanjut Menkomdigi.

Dalam waktu dekat, Kemkomdigi pun akan memprioritaskan bidang kolaborasi teknis, seperti tata kelola kabel bawah laut, pusat data dan cloud, serta perumusan kebijakan AI yang adaptif dan aman.

Di bidang sosial, TBI juga diundang untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang tentang perlindungan anak di ruang digital (PP Tunas). (bdm)

Komentar

Iklan