Bagikan:

Jakarta, ID – Jaringan layanan internet (broadband) satelit Starlink, anak usaha SpaceX milik Elon Musk asal Amerika Serikat, kini diperkirakan mencapai tonggak sejarah pelanggan baru sekitar 4 jutaan pada pekan ini.

“Omong-omong, minggu ini, kami akan memberikan informasi 4 juta pelanggan untuk Starlink, dan ini cukup menarik,” kata Presiden Gwynne Shotwell kepada legislator Negara Bagian Texas, AS, dikutip InfoDigital.co.id, Jumat (27/9/2024).

Pernyataan itu pun telah dikonfirmasi oleh SpaceX. Dengan pencapaian ini, Starlink   telah memperoleh tambahan 1 juta pelanggan baru hanya sejak akhir Mei saja. Angka ini melampaui tingkat pertumbuhan perusahaan yang sudah mengesankan.

Menurut TechCrunch, Starlink mulai menyediakan layanan beta untuk produknya sejak Oktober 2020, kemudian mencapai 1 juta pelanggan Desember 2022, 2 juta pelanggan pada  September 2023, dan 3 juta bulan Mei 2024.

Layanan Starlink sekarang dikdukung terdiri atas hampir 6.000-an satelit. Layanan  tersedia di hampir 100 negara untuk pengguna individu serta pelanggan perusahaan besar seperti maskapai penerbangan besar dan jalur pelayaran, termasuk di Indonesia.

Proyeksi Pendapatan

Layanan Starlink pun dinilai berada di jalur yang tepat untuk menghasilkan pendapatan senilai US$ 6,6 miliar pada 2024, meningkat dari sekitar US$ 1,4 miliar pada dua tahun sebelumnya, menurut perusahaan riset dan konsultan industri Quilty Space.

Starlink merupakan inti dari keseluruhan rencana SpaceX untuk mengomersialisasi layanan internetnya, dan pada akhirnya, menjelajahi semua bagian luar angkasa secara global. Meskipun perusahaan terus mengumpulkan dana dari investor,

CEO Elon Musk pernah mengatakan, selama bertahun-tahun, pendapatan dari layanan internet akan membantu pendanaan pengembangan lebih lanjut dari roket besar yang dapat digunakan kembali, yakni Starship.

Pada gilirannya, Starship online akan membantu perusahaan meluncurkan lebih banyak satelit Starlink dengan kecepatan internet yang lebih tinggi pada masa depan. Starlink pun kini telah menjadi raksasa internet satelit yang tak terbantahkan.

Sejak memulai layanannya, perusahaan telah mengambil peningkatan pangsa pasar dari perusahaan lama seperti Viasat dan SES, yang mengoperasikan satelit besar di orbit geostasioner yang lebih tinggi.

Ada beberapa konstelasi layanan lain yang sedang dikerjakan, terutama projek Kuiper dari Amazon, namun justru  belum memulai layanan komersialnya. (dmm)