Infodigital.co.id

Smartfren Audit Laporan Keuangan, Apakah Jadi Merger dengan XL Axiata?

Gedung Smartfren di Jakarta. (IST)

Mereka telah meneken MoU yang tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren dalam rangka menciptakan entitas baru (MergeCo).

Manajemen Axiata Group Berhad pun menyampaikan bahwa rencana transaksi tersebut masih pada tahap evaluasi awal. Apalagi, Axiata maupun Sinar Mas sama-sama berkeinginan menjadi pemegang saham pengendali MergeCo.

“Apabila perjanjian mengikat akan ditandatangani di kemudian hari, transaksi terkait akan tunduk pada peraturan yang berlaku dan persetujuan korporasi serta pemerintah,” ungkap Manajemen Axiata Group Berhad.

President Director Smartfren Merza Fachys pun menyampaikan, Smartfren berharap proses uji tuntas (due diligence) antara kedua entitas tersebut bisa segera rampung, sembari berharap proses merger kedua perusahaan bisa secepatnya terjadi.

“Kita harapkan jangan lama-lama, udah pengen, iya kan. Kalau saya kan, enggak ikut campur dalam hal itu. Cuman kita harapkan, yah tentu saja, berdua pemegang saham melihat semua sisi positif yang dilihat sepanjang due diligence, yah mudah-mudahan jadi ‘nikah’,” harap Merza.

Potensi Keduanya

Sebagai informasi tambahan, saat ini, sebagai operator telko seluler, XL Axiata menggunakan frekuensi GSM 900 MHz, DCS 1.800 MHz, dan 2,1 GHz (2.100 MHz) untuk melayani pelanggan mengakses internet yang mayoritas 4G dan sebagian kecil 5G. Sedangkan Smartfren memanfaatkan frekuensi 850 MHz dan 2,3 GHz (2.300 MHz) untuk melayani semua akses internet seluler 4G.

Dengan asumsi data tahun 2023, ketika sudah merger, XL Axiata dan Smartfren akan memiliki jumlah gabungan 206.146 unit BTS dengan asumsi Xl Axiata punya 160.124 unit dan Smartfren 46.022 unit BTS. Keduanya juga akan punya total sekitar 94,03 juta pelanggan seluler dan 235 ribu pelanggan internet residensial/kabel.

Gabungan keduanya pun akan menjadikan pendapatan bersihnya bertambah menjadi Rp 44 triliun dan laba bersih Rp 1,17 trliun pada 2023. Ketika dipisah, Smartfren masih merugi sekitar Rp 108 miliar tahun lalu. (dmm)

 

 

 

Halaman: 1 2
Komentar

Iklan