Infodigital.co.id

PT DIA Standby Buyer Rights Issue Sarana Menara

PT Sarana Menara Nusantara Tbk, berkode saham TOWR di Bursa Efek Indonesia (BEI), melaporkan rencana audit laporan keuangan (LK) yang berakhir semester I-2024 atau Juni 2024 untuk persiapan aksi korporasi. (IST)

Jakarta, IDPT Sarana Menara Nusantara Tbk, perusahaan pengelola menara telekomunikasi berkode saham TOWR, menegaskan bahwa PT Dwimuria Investama Andalan (DIA) menjadi pembeli siaga (standy buyer) atas rencana penerbitan 4.713.876.329 saham baru (rights issue).

Hal tersebut dilaporkan oleh Corporate Secretary PT Sarana Menara Nusantara Tbk Monalisa Irawan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip InfoDigital.co.id, Kamis (7/11/2024).

“PT DIA, selaku pembeli siaga, akan mengambil seluruh sisa saham baru, yaitu sejumlah 4.713.876.329,” jelas Monalisa, menjawab pertanyaan BEI tentang rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Hal itu akan dilakukan oleh PT DIA apabila setelah alokasi pemesanan tambahan masih terdapat sisa saham baru yang tidak diambil bagian oleh pemegang HMETD.

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Sarana Menara, Jumat (25/10/2024), telah menyetujui rencana penerbitan maksimal 5 miliar saham baru dengan nilai Rp 4,5 triliun.

“Persetujuan penambahan modal dengan memberikan HMETD sebesar-besarnya 5 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 900 sejumlah Rp 4,5 triliun,” ungkap Monalisa, dalam laporannya kepada BEI.

Modal Anak Protelindo

Sementara itu, sudah dijelaskan sebelumnya, perolehan dana rights issue itu akan digunakan untuk modal kerja PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha yang 99% sahamnya dimiliki Sarana Menara.

“Perseroan berencana menggunakan dana hasil HMETD, setelah dikurangi dengan biaya emisi, untuk pembayaran pinjaman dan modal kerja Protelindo, anak perusahaan yang 99% sahamnya dimiliki perseroan,” ungkap Monalisa.

Sementara itu, bagi yang tidak melaksanakan HMETD, kepemilikan pemegang sahamnya di Sarana Menara akan terdilusi maksimum 9,12% (tanpa memperhitungkan saham treasury) atau 8,93% (dengan memperhitungkan saham treasury).

Pada perdagangan Rabu (6/11/2024), saham TOWR melemah Rp 15 (1,91%) ke level penutupan Rp 770, dengan harga pembukaan dan posisi tertingginya Rp 785 dan level terendah Rp 765. (dmm)

Komentar

Iklan